BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah menciptakan bumi berbeda dengan bulan dan bintang-bintang. Bumi dihiasi dengan kehidupan, udara bersih, iklim yang sehat dan tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam. Kemudian Allah menciptakan yang paling sempurna yaitu manusia. Manusia dilengkapi akal dan kekuatan yang dapat membuka pintu ilmu. Manusia diberi kesadaran dan kebebasan untuk memilih jalan hidup. Semua itu dimaksudkan agar manusia dapat menjalankan fungsinya sebagai kholifah di muka bumi.[1]
Pada hakekatnya manusia mempunyai kecenderungan untuk bertuhan. Manusia dalam hidupnya mempunyai tiga fungsi yang harus diemban yaitu sebagai makhluk religi, sebagai makhluk sosial, dan sebagai makhluk individu. Sebagai makhluk religi manusia dilahirkan telah memiliki atau membawa bakat untuk percaya pada Tuhan. Sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu berhubungan atau membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Begitu juga sebagai makhluk individu, manusia mempunyai kemandirian akan tetapi sifat mandirinya itu tidak akan bertahan lama dan berjalan dengan baik karena dibalik itu terdapat sifat kebersamaan yang membutuhkan manusia dengan manusia yang lain.[2]
Peran agama Islam dalam pembinaan umat manusia menjadikan manusia sebagai makhluk yang sempurna. Umat Islam adalah masyarakat yang berfondasikan persaudaraan, cinta kasih, saling menolong dan menasehati. Tidak ada perbedaan kulit putih dan kulit hitam, besar dan kecil, kaya dan miskin. Melalui Islam, manusia mengetahui sejarah, yakni sejarah yang dimulai sejak Allah menciptakan makhluk hingga sekarang ini. Dengan Islam, manusia menyadari masa depannya dan tempat kembalinya. Tuhan menentukan tujuan hidupnya dan memerintahkannya agar manusia meniti jembatan ke sana kelak (Akhirat). Manusia akan menperoleh kebahagiaan sesuai dengan usaha dan amalnya.[3]
Seiring dengan kemajuan zaman, banyak hal dapat kita nikmati dari perkembangan diberbagai bidang yang melaju begitu cepat yang dapat membawa pengaruh besar terhadap masyarakat. Manusia tidak boleh lari dari padanya karena takut menghadapi dampak negatif yang dibawanya itu. Kondisi tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi dengan semangat juang dan rasa optimisme.[4]
Lemahnya iman dan kurangnya pengetahuan agama akan berpengaruh terhadap kesadaran manusia dalam mejalankan ajaran agama. Norma dan aturan yang sudah ada sulit diterapkan karena kurangnya pemahaman dan pembiasaan sejak kecil. Dengan kata lain, orang tua kurang memperhatikan pendidikan agama terhadap anak atau bisa pula pengaruh dari lingkungan sekitarnya yang jauh dari nilai-nilai agama sehingga seringkali sikap dan tingkah lakunya kurang sesuai dengan ajaran agama Islam yang berdasarkan AL- Qur’an dan As –Sunnah.
Dalam kondisi demikian, maka perlu adanya suatu tindakan atau upaya pembenahan penerapan nilai-nilai ajaran Islam dalam kehidupan manusia. Masuknya iman ke dalam hati manusia adalah atas petunjuk atau hidayah yang datang dari Allah, dan petunjuk itu tidak akan datang dengan sendirinya tanpa usaha untuk mendapatkannya. Nilai dan ajaran Islam tidak hanya dikenal dan dimengerti tetapi harus dilembagakan dan dibudayakan agar berlaku dalam kehidupan sehari-hari, karena nilai dan ajaran Islam mampu menjadi kendali dan pedoman dalam kehidupan manusia.[5]
Dalam konteks seperti di atas, lembaga pengajian mempunyai peranan penting guna menciptakan pola pikir, sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam. Majelis Ta’lim Minhajul Karoomah yang berada di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman mempunyai peranan seperti itu.
Majelis ini merupakan salah satu kelompok pengajian yang berada di Desa Wedomartani. Majelis ini mulai melangkah pada tahun 1995 yang mula-mula berbentuk rombongan pengajian dan mujahadah yang didirikan oleh Kyai Haji Achmad Dana, S.IP yang pada waktu itu sebagai pengasuh. Pada perkembangannya Majelis ini mampu meningkatkan semangat keagamaan masyarakat Desa Wedomartani dan sekitarnya. Dari waktu ke waktu anggota jamaah semakin bertambah banyak sehingga pengaruhnya terhadap masyarakat pun semakin meluas.
Aktivitas Majelis ini bergerak dalam bidang keagamaan, sosial kemasyarakatan dan sosial budaya. Dalam bidang keagamaan meliputi; mujahadah, pengajian mingguan, dan pengajian selapanan (35 hari). Adapun dalam bidang sosial kemasyarakatan usaha-usaha yang dilakukan Majelis ini adalah mengadakan pengobatan atau penyembuha secara Islami. Dalam bidang sosial budaya Majelis berusaha untuk meluruskan adat atau budaya yang melenceng dari ajaran-ajaran Islam. [6]
Segala jenis aktivitas Majelis tidak hanya bermanfaat bagi santri tetapi juga berdampak positiv bagi masyarakat sekitar. Ini berarti Majelis tersebut telah memberikan pengaruh terhadap perilaku masyarakat Desa Wedomartani baik dalam bidang sosial keagamaan, sosial kemasyarakatan, maupun sosial budaya.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Permasalahan pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai sejarah berdirinya, perkembangan dan aktivitas-aktivitas Majelis yang berpengaruh terhadap masyarakat sekitar tahun 1995-2002. Tahun 1995 sebagai tahun berdirinya Majelis dan tahun 2002 sebagai batas waktu dilakukannya penelitian ini.
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi masyarakat Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman sebelum berdirinya Majelis Ta'lim Minhajul Karoomah?
2. Bagaimana sejarah berdirinya Majelis Ta’lim Minhajul Karoomah dan perkembangannya dalam kurun waktu 1995-2002?
3. Bagaimana aktivitas Majelis Ta’lim Minhajul Karoomah dan pengaruhnya terhadap masyarakat Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui kondisi masyarakat Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman sebelum berdirinya Majelis Ta'lim Minhajul Karoomah.
2. Mengungkapkan tentang sejarah dan perkembangan Majelis Ta'lim Minhajul Karoomah.
3. Untuk mengetahui bentuk-bentuk aktivitas Majelis dan pengaruhnya terhadap masyarakat Desa Wedomartani dalam bidang sosial keagamaan, sosial kemasyarakatan, dan sosial budaya.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat berguna:
1. Menambah wawasan kepada pembaca mengenai latar belakang, aktivitas, perkembangan serta pengaruh Majelis terhadap masyarakat Desa Wedomartani.
2. Sebagai bahan masukan bagi para orang tua bahwa pembinaan moral keagamaan perlu perhatian yang intensif, sehingga bisa melahirkan generasi yang berkepribadian muslim yang dapat diandalkan.
3. Menambah khasanah pengetahuan Islam terutama Sejarah Peradaban Islam.
D. Tinjauan Pustaka
Penelitian terhadap Majelis Ta'lim Minhajul Karoomah di Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan, padahal kalau dilihat dari sumbangannya terhadap pemberdayaan masyarakat di wilayah Desa Wedomartani mempunyai peranan yang tidak sedikit.
Di sini penulis mencoba untuk melakukan perbandingan terhadap penulisan skripsi lain, di antaranya:
- Dalam skripsinya Mustangin Yang berjudul “Aktivitas Jami’iyyah Pengajian Ikhwanul Muslimin Depok, Sleman (1978-2000)”. Dalam skripsi ini dijelaskan tentang aktivitas-aktivitas JPIM yang meliputi bidang keagamaan, seni dan budaya serta faktor-faktor yang melatar belakangi aktifitasnya. Penulisan skripsi ini menonjolkan peran dan pengaruh JPIM terhadap pembinaan generasi muda di Condongcatur.
- Skripsi Achmad Rizal berjudul “Aktivitas Jam’iyyah Ta'lim wa Mujahadah di Pondok Pesantren Krapyak Yogyakarta (1991-2000). Skripsi ini menjelaskan tentang perkembangan Jam’iyyah Ta'lim wa Mujahadah, serta aktifitasnya yang mampu memberikan peranan penting terhadap para jama’ah terutama dalam bidang keagamaan.
Pembahasan skripsi di atas hanya terfokus pada aktivitas yang berpengaruh terhadap para jama’ah pengajian bukan masyarakat umum, sementara penulisan ini, penyusun berusaha untuk mendapatkan pembahasan yang secara spesifik mengkaji peran dan pengaruh Majelis Ta’lim Minhajul Karoomah tidak hanya bagi para jama’ah Majelis tetapi terhadap masyarakat Desa Wedomartani dalam bidang keagamaan, bidang sosial kemasyarakatan, dan sosial budaya. Berangkat dari kenyataan ini, maka penyusun berusaha untuk meneliti tentang keberadaan Majelis ini dengan judul “Majelis Ta’lim Minhajul Karoomah dan Pengaruhnya Terhadap Masyarakat Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta 1995-2002”.
E. Landasan Teori
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Challenges and Respons (Tantangan dan Jawaban). Menurut Arnold J. Toynbee setiap peradaban yang timbul di dunia karena adanya tantangan, tantangan tersebut kemudian mendapat jawaban.[7] Dalam hal ini peneliti melihat ada beberapa tantangan yang ada pada masyarakat Desa Wedomartani Seperti masih lemahnya pengetahuan agama, banyaknya praktek-praktek penyakit masyarakat seperti judi dan minum-minuman keras serta sering terjadinya kasus warga yang kerasukan roh-roh makhluk halus. Dari permasalahan-permasalahan tersebut, semua itu harus ada jawabannya. Majelis Ta’lim Minhajul Karoomah menjawab semua permasalahan tersebut.
Untuk menjawab semua tantangan itu, maka Majelis Ta'lim Minhajul Karoomah berusaha melakukan pendekatan terhadap masyarakat dengan melakukan berbagai kegiatan keagamaan yaitu mujahadah dan pengajian. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat lebih mengenal tentang ajaran-ajaran Islam yang berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadits sehingga mampu untuk membentengi diri dari perbuatan maksiat. Selain mengadakan pengajian dan mujahadah Majelis ini juga mengadakan penyembuhan atau pengobatan secara Islami.
Selanjutnya penulis juga menggunakan teori evolusi yang dikemukakan oleh Johan Gottfried Herder. Menurutnya manusia dan kehidupannya mengalami perubahan dan perkembangan ke arah kesempurnaan, menuju dunia yang lebih baik, dan masa depan yang bahagia.[8] Adapun teori ini penulis gunakan untuk mengetahui proses perubahan dan perkembangan masyarakat Desa Wedomartani dengan adanya kegiatan yang dilakukan oleh Majelis Ta’lim Minhajul Karoomah.
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Sosiologis, yaitu memperhatikan peristiwa-peristiwa yang merupakan proses yang terjadi dalam masyarakat yang timbul dari hubungan antar manusia dalam situasi dan kondisi yang berbeda untuk mengungkapkan keadaan masyarakat dan juga meninjau gejala dari aspek-aspek sosial, yang mencakup antara lain golongan sosial yang berperan, hubungan dengan golongan lain, konflik dengan golongan lain, nilai-nilai sosial, berdasarkan kepentingan. Adanya perbedaan yang bervariasi di masyarakat sekitar Majelis, baik dalam tingkat pendidikan, ekonomi maupun agama terkadang bisa menimbulkan konflik diantara mereka.[9]
Pendekatan ini dipergunakan dalam menggambarkan peristiwa masa lalu, sehingga di dalamnya terungkap segi-segi sosial dari peristiwa yang dikaji. Dimensi kelakuan manusia dalam kontruksi sejarah dengan pendekatan Sosiologis itu bahkan dapat dikatakan sejarah sosial, karena pembahasannya mencakup golongan sosial yang berperan, jenis hubungan sosial, pelapisan sosial dan peran serta statusnya.[10]
F. Metode Penelitian
Studi ini merupakan kajian sejarah oleh karena itu metode yang digunakan adalah metode sejarah (historis), yaitu suatu metode yang ditempuh melalui proses menguji dan menganalisa secara kritis terhadap rekaman peristiwa masa lampau, agar dapat menemukan data yang otentik dan dipercaya.[11]
Metode ini meliputi empat tahap, yaitu:
1. Heuristik atau pengumpulan sumber data.
Heuristik berasal dari bahasa Yunani Heurishen yang berarti memperoleh. Sedangkan yang dimaksud heuristik adalah teknik atau seni mengumpulkan data yang tidak mempunyai peraturan-peraturan umum, ia tidak lebih dari suatu ketrampilan menangani bahan-bahan.[12]
Berkaitan dengan topik yang akan diteliti yaitu tentang Majelis Ta’lim Minhajul Karoomah yang berada di Desa Wedomartani, maka teknik pengumpulan data yang penulis pergunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Dokumentasi
Dalam pengumpulan sumber tertulis, penulis menggunakan dokumenter yaitu tehnik penulisan, tehnik penyelidikan yang ditujukan karena penguraian dan penjelasan terhadap apa yang telah lalu melalui sumber dokumentasi.
Metode ini dimaksudkan untuk mengumpulkan sumber primer dan sumber skunder, yakni melalui sumber yang diperoleh dari dokumen, foto dan arsip-arsip. Selanjutnya penulis menyaring hal-hal yang relevan dengan topik bahasan.
b. Observasi
Dapat diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan yang sistematik atas fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam observasi penulis ikut serta dalam berbagai kegiatan yang dilakukan Majelis atau yang disebut observasi partisipan.
c. Wawancara
Untuk mengumpulkan sumber lisan penulis mempergunakan metode interview, yaitu teknik pengumpulan data dengan wawancara untuk mendapatkan informasi dengan cara bertanya langsung kepada responden.[13] Wawancara dilakukan dengan pengasuh, pengurus, jamaah Majelis Ta’lim Minhajul Karoomah, serta sebagian warga Desa Wedomartani.
2. Verifikasi atau kritik sumber, yaitu tahap menguji otentisitas sumber. Verifiaksi ini ada dua macam yaitu otentisitas atau kritik eksteren dan kredibilitas atau kritik interen. Kritik eksteren dilakukan unuk menguji keaslian sumber dengan menyeleksi segi-segi fisik dari sumber yang ditemukan. Kritik interen dilakukan dengan menelusuri kredibilitas sumber berdasarkan proses-proses dalam kesaksian, oleh karena itu kritik dilakukan sebagai alat pengendali atau pengecekan proses-proses itu serta mendeteksi adanya kekeliruan yang mungkin terjadi.[14]
3. Interpretasi atau penafsiran data yang telah di uji kebenarannya. Dalam tahapan ini penulis mencoba menafsirkan fakta sejarah dengan membandingkan antara satu fakta sejarah dengan fakta yang lainnya sehingga muncul hubungan yang rasional antara kenyataan yang diperoleh dengan fakta yang ada.
4. Historiografi sebagai tahap akhir dalam metode ini yaitu menyajikan sintesis berdasarkan bukti-bukti yang sudah dinilai, kemudian disusun secara sistematis dalam sebuah karya tulisan ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan.[15]
G. Sistematika Pembahasan
Guna mempermudah pembahasan dalam skripsi ini, maka sistematika pembahasan akan disusun sebagai berikut:
Bab pertama adalah pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, batasan dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Uraian dalam bab ini akan memberikan kemudahan dan sebagai gambaran ringkasan mempelajari skripsi ini.
Bab kedua membahas tentang gambaran umum Desa Wedomartani yang meliputi kondisi Geografis dan Demografis, yaitu keadaan alam dan iklim, letak dan batas Geografis, jumlah penduduk, dan mata pencaharian. Selanjutnya dibahas kondisi sosial budaya dan kondisi sosial keagamaan beserta sarana dan prasarananya. Bab ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran singkat tentang kondisi dan keadaan masyarakat di wilayah Desa Wedomartani.
Bab ketiga membahas tentang Majelis Ta’lim Minhajul Karoomah yang meliputi: Sejarah Majelis, yaitu yang menjadi latar belakang berdirinya, perkembangan Majelis dari tahun 1995-2002 apakah mengalami peningkatan, perubahan, atau mengalami penurunan, struktur pengurusan, dan aktivitas-aktivitas Majelis dalam masyarakat yang meliputi bidang sosial keagamaan, sosial kemasyarakatan, dan sosial budaya.
Bab keempat pembahasan difokuskan pada pengaruh Majelis Ta’lim Minhajul Karoomah terhadap masyarakat Desa Wedomartani yang meliputi bidang sosial keagamaan, sosial kemasyarakatan dan sosial budaya.
Bab kelima adalah merupakan bab penutup berisi kesimpulan, saran-saran yang diharapkan dapat menarik dari uraian pada bab sebelumnya sehingga menjadi rumusan yang bermakna.
Kerangka Skripsi
Halaman judul
Halaman nota dinas
Halaman pengesahan
Halaman motto
Halaman persembahan
Kata pengantar
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang Masalah
b. Batasan Dan Rumusan Masalah
c. Tujuan dan Kegunaan
d. Tinjauan Pustaka
e. Landasan Teori
f. Metode Penelitian
g. Sistematika Pembahasan
Bab II Gambaran Umum DesaWedomartani,Ngemplak,Sleman.
a. Kondisi Geografis dan Demografis.
b. Kondisi Sosial kemasyarakatan.
c. Kondisi Sosial Keagamaan
d. Kondisi Sosial Budaya
Bab III Gambaran Umum Majelis Ta’lim Minhajul Karomah
a. Sejarah berdirinya
b. Perkembangannya
c. Struktur Kepengurusan
d. Aktivitas Majelis Ta’lim Minhajul Karomah
- Bidang Sosial Keagamaan
- Bidang Sosial Kemasyarakatan
- Bidang Sosial Budaya.
Bab IV Pengaruh Majelis Ta’lim Minhajul Karomah Terhadap Masyarakat Desa Wedomartani, Ngemplak, Sleman.
a. Bidang Sosial Keagamaan
b. Bidang Sosial Kemasyarakatan
c. Bidang Sosial Budaya
Bab V Penutup
a. Kesimpulan
b. Saran-saran
[1] Muhammad Faiz al Math, Keistimewaan Islam (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), hlm. 13.
[2] Masyhur Amin, Dinamika Islam:Sejarah Transformasi dan Kebudayaan (Yogyakarta: LPKSM, 1995),hlm. 94.
[3] Muhammad Faiz al Math, Keistimewaan Islam (Jakarta: Gema Insani Press, 1995), hlm. 18.
4 Said Agil Husein al Munawar, Al Qur’an Membangun Tradisi Kesalehan Hakiki (Jakarta: Cipta Press, 2002), hlm. 288.
[5] Sidi Gasalba, Islam dan Perubahan Sosial Budaya: Kajian Islam Tentang Perubahan Masyarakat (Jakarta: Pustaka Al Husnah, 1983), hlm. 171.
[6] Wawancara dengan Achmad Dana, Tanggal 7 Oktober 2003.
[7] Wulansari Ariyani, Yayasan Syajarotun Thyibah Dalam Perspektif Sejarah Keagamaan di Kecamatan Kebumen(1985-1998) (Skripsi S-1 Fakultas Adab IAIN SU-KA, 2000), hlm. 19.
[8] Sidi Gazalba, Pengantar Sejarah Sebagai Ilmu (Jakarta: Bathara Karya Aksara, 1981), hlm. 134.
[9] Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993), hlm. 4.
[10] Dudung Abdurrohman, Metodologi Penelitian Sejarah (Jakarta: Logos, 1999), hlm. 11.
[11] Lois Gottschalk, Mengerti Sejarah, terjemahan Nugroho Notosusanto (Jakarta: UI Press, 1999), hlm. 32.
[12] G. JJ. Renies, Metode dan Manfaat Ilmu Sajarah; Terjemahan Muin Umar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 113.
[13] Winarto Suratmad, Pendekatan Penelitian Ilmiah: Dasar Metode dan Teknik (Bandung, Tarsito, 1980), hlm. 153.
[14] Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Yogyakarta: Yayasan Benteng Budaya, 1995), hlm. 99.
[15] Nugroho Santoso, Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer (Jakarta: Yayasan Idayu, 1978), hlm. 15.