BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejarah adalah pertanggungjawaban masa silam. Dalam pertangggungjawaban tersebut manusialah yang menentukan arti masa silam itu. Artinya bukan masa silam sebagai tabularasa, melainkan masa silam yang lembaran-lembarannya telah ditulis manusia melalui tindakan-tindakannya. Tindakan-tindakan itulah yang dinamakan sejarah sebagai peristiwa. Artinya masa silam itu bukan hanya sebagai simbol, tetapi masa silam itu dapat berperan menguatkan solidaritas dari suatu komunitas[1]. Dalam mempertanggungjawabkan masa silam, manusia berhak dan wajib memberikan makna sehingga sejarah sebagai peristiwa tersebut menjadi sejarah sebagai kisah, sejarah sebagai tulisan, yang mempunyai kaidah pokok sebagai ilmu[2]
Adapun makna itu tidak lain adalah asas yang menentukan saling hubungan bagian-bagian terhadap suatu keseluruhan. Bila keseluruhan itu adalah kehidupan, gerak atau dinamika suatu bangsa, maka bagian-bagian dari kisah atau pertanggungjawaban itu harus disusun sedemikian rupa sehingga senantiasa berlandaskan atas dinamika kehidupan bangsa tersebut. Hal ini menjadi lebih menarik bila itu adalah bangsa yang belum lama mengalami proses dekolonisasi. Suatu proses untuk mandiri, suatu proses untuk mendewasakan diri setelah berhasil melepaskan diri dari penjajahan bangsa lain. Hal itu disebabkan oleh karena setelah sekian lama bangsa lain itu menyejarah di buminya, maka kini bangsa yang baru merdeka itu harus memberikan pertanggungjawaban terhadap masa silamnya.
Demikian pula dengan bangsa Indonesia, yang sejak permulaan Abad ke-20 ini bergejolak dan sedikit demi sedikit secara bersama-sama dan terorganisasi berusaha menuntut kemerdekaan, akhirnya berhasil memproklamasikan kemerdekaan bangsa pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak proklamasi Indonesia sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia wajib mempertanggungjawabkan masa silamnya. Hal itu tidak berarti memutar balikkan fakta yang ada demi kejayaan bangsa Indonesia, bukan berarti bahwa semua prestasi bangsa Belanda bisa diganti dengan prestasi bangsa Indonesia begitu saja. Sejarah sebagai kisah haruslah berdasarkan fakta yang benar[3]. Sebagaimana yang pernah diungkapkan Sartono Kartodirdjo, sejarah dalam arti obyektif menunjukkan kepada kejadian atau peristiwa itu sendiri, ialah proses sejarah dalam aktualitasnya.[4]
Kemerdekaan telah menggugah rasa kepribadian, mendorong bangsa Indonesia untuk mencari defenisi yang lebih jelas mengenai identitas bangsa melalui sejarah. Seiring dengan perjalanan bangsa yang semakin kompleks, bangsa Indonesia mempunyai perhatian dan kesadaran historis pada bangsanya sendiri.[5] Hal ini terbukti dengan adanya keinginan yang sangat kuat dalam masyarakat sesudah merdeka untuk memiliki sejarah nasional sendiri yng tidak lagi ditulis oleh penjajah Belanda.[6]
Dalam perkembangan historiografi Indonesia terdapat beberapa corak historiografi yaitu historiografi tradisional, historiografi kolonial, historiografi nasional dan historiografi modern.[7] Historiografi tradisional lebih awal muncul sebelum adanya kesadaran historis. Corak historiografi tradisional diperlihatkan oleh babad, tambo, hikayat, silsilah, lontara dan sebagainya. Di samping orientasinya yang bersifat lokal atau etnis-kultural, juga sering bersifat simbolik dalam arti di belakang apa yang dikatakan terdapat makna yang sesungguhnya.[8]
Peristiwa atau kejadian dalam historiografi tradisional selalu berpusat pada kekuatan gaib, bukan ditentukan oleh aksi atau di motivasi manusia. Dominasi kekuatan gaib digambarkan begitu menonjol di luar diri manusia. Pola cerita seperti itu disebut sebagai mitos atau cerita kepercayaan.[9] Lebih lanjut Raymond William mengatakan, seperti dikutip Taufik Abdullah bahwa historiogafi tradisional lebih "the myth of concern" yang berfungsi sebagai pemantapan nilai dan tata atau makna simbolik dari pandangan masyarakat.[10]
Membicarakan perkembangan historiogafi Indonesia tidak dapat mengabaikan historiografi yang dihasilkan oleh sejarawan kolonial. Mereka mempunyai tradisi dalam historiografi kolonial yang cukup lama, dengan visi dan interpretasi yang telah berubah, tetapi pokok perhatin tetap difokuskan pada peranan bangsa Belanda di tanah seberang. Belanda dalam historiografi kolonial banyak mengedepankan aspek politis, ekonomis dan institusional.[11] Selain dengan menjadikan para pejuang Indonesia sebagai pemberontak atau aksi militer, bahkan perusuh.[12] Historiografi kolonial sama sekali mengesampingkan peranan bangsa Indonesia.
Historiografi Indonesia mengalami perkembangan ketika muncul kesadaran historis, setelah kemerdekaan. Pada awal kemerdekaan sejarah di lihat dari aspek nasional, dan sebagai konsekuensi dari kesadaran kultural yang timbul adalah sejarah ideologis. Sejarah ideologis adalah sejarah yang menanamkan nilai dan semangat nasionalisme, heroisme, dan patriotisme.[13]
Adapun corak sejarah yang muncul setelah kemerdekaan menghasilkan corak sejarah yang berbentuk biografi maupun karya lain yang lebih berfungsi sebagai cara untuk mengusir imperialisme. Oleh karena itu, menurut Sartono Kartodirdjo dalam penulisan sejarah nasional perlu cakrawala baru baik dalam historiografi tradisional, kolonial dan nasional.[14] Perkembangan penulisan sejarah tradisional menuju pada perubahan historiografi modern dimulai sekitar tahun 1957, yakni setelah adanya tulisan Hoesein Djajadiningrat "Critische Beschauwing Van de Sadjarah Va Banten", yang mengkaji secara kritis tradisi penulisan babad dalam khasana sastra, mengakhiri periode historiografi tradisional.[15]
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Azyumardi Azra yang dilahirkan pada tanggal 5 Agustus 1955 di Lubuk Alung adalah cendekiawan muslim yang banyak menghasilkan karya dengan beragam tema seperti agama, pendidikan dan sejarah. Untuk memudahkan dalam pengkajian pada penelitian ini penulis mencoba membatasi pemikiran Azyumardi Azra sebagai seorang sejarawan. Penelitian ini membahas tentang sejarah terutama yang berkaitan dengan penulisan sejarah Islam Indonesia yang dilakukan oleh Azyumardi Azra dengan pandangan dan analisisnya.
Secara lebih jelas penelitian ini akan melihat kontribusi Azyumardi Azra dalam historiografi Islam Indonesia. Adapun yang dimaksud dengan kontribusi dalam penelitian ini adalah sumbangan, pemikiran dan ide-idenya dalam karya ilmiah mengenai rekonstruksi masa lampau yang berkaitan dengan umat Islam Indonesia. Penulis membatasi permasalahan pada pemikiran dan ide-ide Azyumardi Azra yang berkaitan dengan historiografi Islam Indonesia yang tersusun dalam berbagai karya ilmiah yang ditulisnya sampai sekarang.
Permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimana perkembangan historiografi Islam Indonesia ?
b. Siapa Azyumardi Azra dan bagaimana pandangannya tentang historiografi Islam Indonesia ?
c. Apa kontribusi Azyumardi Azra dalam historiografi Islam Indonesia ?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada diri Azyumardi Azra untuk menggali pemikiran, ide, dan kontribusinya dalam historiografi Islam Indonesia. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perkembangan Historiografi Islam Indonesia
2. Untuk mengetahui pandangan Azyumardi Azra terhadap Historiografi Islam Indonesia.
3. Untuk mengetahui kontribusi Azyumardi Azra dalam Historiografi Islam Indonesia.
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan sebagai berikut:
1. Diharapkan dapat memberi kontribusi dalam penelitian sejarah selanjutnya dan dapat merefleksikan kembali perkembangan Historiografi Islam Indonesia.
2. Diharapkan dapat mengungkapkan permasalahan dalam Historiografi Islam Indonesia dan memberi andil terhadap perkembangan historiografi dewasa ini.
3. Menambah wawasan keilmuan dan intelektual bagi penulis dan peminat sejarah.
D. Tinjauan Pustaka
Pemikiran dan ide-ide Azyumardi Azra dalam Historiografi Islam Indonesia menarik untuk dikaji. Hal ini mengingat tulisan-tulisan yang bersangkutan dengan pembahasan tersebut belum pernah dilakukan. Namun terdapat beberapa buku atau karya tulis yang membahas tentang topik yang berhubungan dengan judul diatas.
Untuk mendukung penulisan ini, beberapa buku sebagai sumber penlitian mengenai historiografi Islam Indonesia diantarannya adalah:
Historiografi Islam Kontemporer: Wacana, Aktualitas dan Aktor Sejarah, karya Azyumardi Azra. Dalam pembahasannya buku ini dibagi menjadi empat bagian. Bagian pertama berisi tentang wacana dan konsep sejarah yang meliputi historiografi kontemporer Indonesia, peranan hadits dalam perkembangan historiografi awal Islam dan lain-lain. Bagian kedua berisi aktualitas sejarah. Bagian ketiga tentang para pelaku sejarah modern dan bagian yang terakhir berisi tentang para tokoh sejarah klasik.
Perspektif Islam di Asia Tenggara, editor Azyumardi Azra. Buku ini membahas tentang Islam di Asia Tenggara sampai Abad ke-20, Islam di dunia Melayu, Islam dan dunia muslim dan filsafat Islam di Asia Tenggara. Dalam pendahuluan buku ini, Azyumardi Azra berbicara tentang historiografi nasional yang dipengaruhi oleh unsur Islam.
Buku editor Taufik Abdullah dan Abdurahman Surjomihardjo yang berjudul Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Perspektif. Buku ini merupakan kumpulan dari beberapa tulisan, dalam pembahasannya dibagi menjadi tiga bagian dengan lima belas bab. Secara garis besar buku ini membahas tentang arah dan perspektif historiografi di beberapa negara, sistematik disiplin ilmu sejarah dan retorika sejarah.[16]
Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia: Suatu Alternatif, oleh Sartono Kartodirdjo. Dalam buku ini dibahas tentang kecenderungan beberapa penulisan sejarah Indonesia dan beberapa garis pokok perkembangan penulisan sejarah Indonesia ataupun memberikan cakrawala baru dalam segi teori dan metodologi.
Penulis lain yang membahas historiografi adalah Soedjatmoko (ed) dalam bukunya An Introduction to Indonesian Historiography yang diterjemahkan menjadi Historiografi Indonesia: Suatu Pengantar. Buku ini memuat berbagai keterangan mengenai sumber sejarah dan sumbangan berbagai disiplin untuk penulisan sejarah.
Kontribusi Hamka dalam Historiografi Islam Indonesia. Tulisan ini merupakan karya ilmiah dari Ummu Kulsum mahasiswa fakultas Adab IAIN SUKA Yogyakarta tahun 1993. Dalam penelitiannya penulis membahas tentang biografi Hamka, persepsi Hamka tentang Islamisasi di Indonesia dan pendapat hamka tentang penulisan sejarah.
Skripsi tentang Kontribusi Kuntowijoyo dalam Historiografi Islam Indonesia. Skripsi ini merupakan karya Suyono, mahasiswa fakultas Adab IAIN SUKA Yogyakarta tahun 2003. Dalam penelitiannya, penulis membahas tentang corak historiografi Islam Indonesia, historiografi Islam dalam pandangan Kuntowijoyo serta gaya dan corak penulisannya.
E. Landasan Teori
Segala aspek yang terkait dengan karya sejarah dan pemikiran sejarah Azyumardi Azra, kiranya dapat dipahami sebagai kontribusinya dalam Historiografi Islam Indonesia. Menurut Frans Rosental, "Historiografi Islam adalah karya sejarah yang ditulis oleh penganut agama Islam dan berbagai aliran". Sebagai agama pembawa perubahan, Islam merupakan agama yang peduli sejarah, seperti dalam al-Quran surat Yusuf ayat 111: "Sesungguhnya dalam sejarah itu terdapat pesan-pesan sejarah yang penuh perlambang, bagi orang-orang yang dapat memahaminya".
Perkembangan penulisan sejarah di Indonesia pada masyarakat, antara jaman yang satu dengan yang lainnya cenderung berbeda. Misalnya Pengkisahan sejarah pada masyarakat tradisional, yaitu masyarakat yang didominasi oleh magis-religius, cenderung anonim, karena dalam masyarakat tradisional kisah sejarah milik kolektif[17]. Menurut Taufik Abdullah, hal ni membuktikan bahwa Historiografi adalah ekspresi kultural dan pantulan bagi keprihatinan sosial masyarakat atau kelompok sosial yang menghasilkannya[18].
Sejarawan dalam merekonstruksi suatu peristiwa sejarah dipengaruhi oleh titik pandang pribadi dan imajinasi. Proses rekonstruksi tersebut dipengaruhi oleh nilai-nilai yang berkembang di masyarakatnya. Maka tidak berlebihan bila dikatakan bahwa sejarah yang benar adalah suatu sejarah yang ditafsirkan sesuai dengan kaidah-kaidah yang cocok dengan cakrawala cultural masyarakatnya (sejarah masa kini).[19] Dengan kata lain, historiografi merupakan hasil dari berbagai latar belakang yang terakumulasi dalam sebuah kebudayaan. Ia dibentuk oleh kebudayaan di mana si penulis sejarah hidup, sehingga ia tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan yang melahirkannya.
Dasar-dasar pemikiran di atas, penulis pandang cukup untuk dijadikan acuan dalam skripsi ini, sehingga dalam studi ini dapat mendeskripsikan, menganalisis kontribusi pemikiran Azyumardi Azra dalam historiografi Islam Indonesia.
Penelitian ini adalah penelitian sejarah pemikiran yang berbicara tentang pikiran-pikiran sejarawan, mentalitas atau pandangannya tentang historiografi melalui karya-karyanya. Pendekatan Biografi akan digunakan dalam meneliti kehidupan Azyumardi Azra, sehingga dapat diungkap siapakah Azyumardi Azra, selain latar belakang pandangannya tentang historiografi Islam Indonesia.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian sejarah disebut juga metode sejarah. Metode itu sendiri berarti cara, jalan atau petunjuk teknis yang dilakukan dalam proses penlitian[20]. Dalam kaitannya dengan penuliasan skripsi ini, metode adalah suatu jalan atau petunjuk agar sampai pada penulisan sejarah yang berjudul Kontribusi Azyumardi Azra dalam Historiografi Islam Indonesia. Penelitin ini ingin menghasilkan bentuk dan proses pengkisahan peristiwa-peristiwa manusia yang telah terjadi di masa lalu[21]. Melalui penelitian sejarah ini diharapkan dapat dihasilkan penjelasan tentang pandangan Azyumardi Azra terhadap Historiogrfi Islam Indonesia dan Kontribusinya dalam Historiografi Islam Indonesia. Adapun tahapan penelitian ini sebagai berikut[22]:
1. Heuristik atau pemgumpulan data. Karena penelitian ini adalah penelitian literatur, maka proses pengumpulan data dilakukan denan bahan dokumen-dokumen[23] melalui pencarian buku-buku, jurnal, makalah dan lainnya[24]. Dalam mencari data, penulis berusaha menghimpun baik sumber primer (karya sejarah yang ditulis Azyumardi Azra) maupun sekunder (komentar-komentar yang dilontarkan pada Azyumardi Azra, seperti pandangannya tentang pemakaian sumber dan pendekatan yang dipakai dalam penulisan historiografi Islam Indonesia selama ini). Kemudian penulis mengklasifikasikannya dalam sub keilmuan tersendiri, apakah karya tersebut karya sejarah atau bukan, untuk dipilih sumber yang tergolong sumber sejarah.[25]
2. Verifikasi atau kritik sumber, yaitu tahap menguji keabsahan sumber-sumber yang telah terkumpul dan dievaluasi baik melalui kritik ekstern maupun intern. Kritik ekstern penulis lakukan dikarenakan sebagian karya Azyumardi Azra telah mengalami perubahan atau cetak ulang, kemudian kritik intern penulis lakukan dengan menganalisis isi sumber dengan cara mencari bukti-bukti untuk memperkuat sumber atau fakta[26].
3. Interpretasi atau penafsiran. Pada tahap ini penulis melakukan proses penafsiran fakta-fakta yang terlepas satu sama lain untuk dirangkaikan, sehingga menjadi satu kesatuan yang harmonis atau utuh dan logis.
4. Historiografi, merupakan bentuk penulisan, pemaparan atau pelaporan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagai penelitian sejarah yang menekankan aspek kronologis[27].
G. Sistematika Pembahasan.
Sistematika dalam pembahasan skripsi ini terdiri dari lima bab, yang disusun menjadi sejarah yang kronologis. Bab satu sekaligus bab pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penlitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
Bab dua menguraikan tentang perkembangan historiografi Islam Indonesia. Dalam bab dua ini berisi tentang corak awal historiografi Islam Indonesia, corak dan tema penulisan sejarah Islam Indonesia. Bab ini dimaksudkan untuk memberikan deskripsi yang jelas tentang perkembangan historiografi Islam Indonesia.
Bab tiga membahas tentang sketsa Azyumardi azra dengan melihat pada riwayat hidupnya dan hasil–hasil karyanya, khususnya tentang karya sejarahnya. Bab ini dimaksudkan untuk untuk mengetahui riwayat hidup Azyumardi Azra serta karya-karyanya, sehinggga dapat diketahui adanya penulisan-penulisan sejarah Islam Indonesia.
Bab empat mengulas tentang pemikiran dan ide Azyumardi Azra dalam historiografi Islam Indoneisa. Bab ini berisi tentang pandangan Azyumardi Azra terhadap historiografi Islam Indonesia, gaya dan corak penulisan sejarah Islam menurut Azyumardi Azra dan analisis terhadap penulisan sejarah Azyumardi Azra yang dilakukan oleh penulis. Bab ini dimaksudkan untuk menjelaskan pemikiran dan ide Azyumardi Azra dalam historiografi Islam Indonesia baik pandangannya maupun gaya dan corak dia dalam penulisan historiografi Islam Indonesia.
Bab lima merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran. Dalam bab ini akan disimpulkan hasil penelitian yang merupakan jawaban atas permasalahan yang ada.
[1]Asvi Marwan Adam, Pelurusan Sejarah Indonesia (Yogyakarta: Tride, 2004), hlm.76.
[2]Sartono Kartodirdjo, Pemikiran dan Perkembangan Historiografi Indonesia: Suatu Alternatif (Jakarta: Gramedia, 1982), hlm.v
[3]Kartodirdjo, Historiografi Indonesia, hlm.vi.
[4]Kartodirdjo, Metodologi Sejarah, hlm.15.
[5]Soedjatmoko (ed.), An Introduction to Indonesian Historiography, diterj Mien Djubhar, Historiografi Indonesia: sebuah pengantar (Jakarta: Gramedia, 1995), hlm.XIII-XIV
[6]Asvi Marwan Adam, Pelurusan Sejarah Indonesia (Yogyakarta: Tride, 2004), hlm.7.
[7]Hariyono, Mempelajari Sejarah Secara Efektif (Jakarta: Pustaka Jaya, 1995), hlm.104.
[8]Taufik Abdullah, Islam dan Masyarakat: Pantulan Sejarah Indonesia (Jakarta: LP3S, 1996), hlm.226. dalam historiografi tradisional makna simbolik bersifat peristiwa yang sebenarnya itu pesan kultural serta nilai yang ingin disampaikan. Selain itu historiografi tradisional juga berfungsi sebagai aktualisasi pandangan hidup.
[9]Maman Abdul Malik Sy, "Historiografi Tradisional: Sisi Lain dari Pujangga Kraton", dalam Sugeng Sugiyono, (ed.), Bunga Rampai: Bahasa, Sastra dan Kebudayaan Islam (Yogyakarta: Fakultas Adab IAIN Sunan Kalijaga,1993), hlm.188.
[10]Taufik Abdullah, Sejarah Lokal di Indonesia (Yogyakarta: UGM Press, 1996), hlm.22-23.
[11]Kartodirdjo, Historiografi Indonesia , hlm.19.
[12]Ibid., hlm.20.
[13]Hariyono, Mempelajari Sejarah, hlm.104.
[14] Kartodirdjo, Historiografi Indonesia , hlm.3.
[15] Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994), hlm.1.
[16] Taufik Abdullah dan Abdurrahman Surjomihardjo, Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Perspektif (Jakarta: Gramedia, 1985).
[17] Abdullah, Islam dan Masyarakat, hlm.229.
[18] Taufik Abdullah dan Abdurrahman Surjomihardjo, Ilmu Sejarah dan Historiografi: Arah dan Perspektif (Jakarta: Gramedia, 1985), hlm.xxi.
[19] Maman Abdul Malik, Historiografi Tradisional, hlm.185.
[20]Dudung Abdurrohman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm.43-44.
[21]Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah, hlm.7.
[22] Louis Gattschalk, Understanding History: a Primer of Historical Method, terj. Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah (Jakarta: UI Press, 1986) , hlm.32.
[23]Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hlm.25.
[24] Dudung Abdurrohman, Metode Penelitian Sejarah, hlm.95.
[25]Louis Gottschalk, Understanding History: a Primer of Historical method, terj. Nugroho Notosusanto, Mengerti Sejarah (Jakarta: UI Press, 1986), hlm.35-37.
[26] Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah (Jakarta: Bina Aksara, 1987), hlm.101-105.
[27]Ibid., hlm.72.