PENDAHULUAN
Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan penting yang diinginkan oleh pihak internal perusahaan yaitu manajemen maupun eksternal perusahaan seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan diharapkan dapat memberikan aspek yang positif bagi perusahaan sehingga meningkatkan kesempatan berinvestasi di perusahaan tersebut. Bagi investor pertumbuhan perusahaan merupakan suatu prospek yang menguntungkan, karena investasi yang ditanamkan diharapkan akan memberikan return yang tinggi. Penelitian Vogt dalam Nugroho dan Hartono (2002) menunjukkan bahwa perusahaan yang bertumbuh akan direspon positif oleh pasar.
Pertumbuhan yang selalu meningkat serta bertambahnya nilai aset perusahaan diharapkan tercapai sesuai dengan ekspektasi atau peramalan perusahaan. Esensi pertumbuhan bagi suatu perusahaan adalah adanya kesempatan investasi yang dapat menghasilkan keuntungan (Chung & Charoenwong dalam Nugroho dan Hartono (2002). Gaver dan Gaver dalam Fijrijanti dan Hartono (2000), menyatakan kesempatan investasi atau pilihan-pilihan pertumbuhan (growth options) suatu perusahaan merupakan sesuatu yang melekat dan bersifat tidak dapat diobservasi (inherently unobservable). Oleh karena itu, Investment Opportunity Set (IOS) memerlukan sebuah proksi.
1
Proksi IOS digunakan untuk menilai apakah perusahaan itu dikategorikan perusahaan bertumbuh atau tidak bertumbuh. Proksi IOS dinyatakan sebagai proksi yang valid sebagai proksi pertumbuhan, jika proksi tersebut dapat digunakan sebagai sinyal kondisi perusahaan emiten.
Berbagai penelitian tentang IOS menunjukkan bahwa IOS merupakan proksi realisasi pertumbuhan perusahaan yang berhubungan dengan berbagai variabel kebijakan perusahaan. Sami et al. dalam Prasetyo (2000) menunjukkan bahwa teori IOS memiliki explanatory power yang lebih tinggi dalam hal kebijakan pendanaan dan kompensasi dari pada aspek deviden.
Iswahyuni dan Suryanto (2000) menganalisis Perbedaan Perusahaan Tumbuh dan Tidak Tumbuh dengan kebijakan Pendanaan, Deviden, Perubahan Harga Saham dan Volume Perdagangan pada Bursa Efek Jakarta, dengan proksi Investment Opportunity Set (IOS), yang terdiri dari PPE/BVA, P/E, MVE/BE, MVA/BVA, CAP/MVA dan VAR. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh dalam hal pengambilan kebijakan pendanaan (book debt/equity), deviden, respon perubahan harga dan volume perdagangan, sedangkan dalam hal pengambilan kebijakan pendanaan terdapat perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh (market debt/equity).
Subekti dan Kusuma (2000) melakukan penelitian Asosiasi antara Set Kesempatan Investasi dengan kebijakan dan Deviden Perusahaan, serta implikasinya pada Perubahan Harga Saham. Proksi IOS yang digunakan dalam penelitian ini adalah PPE/BVA, MVE/BVE, P/E MVA/BVA,dan CAP/BVA. 2
Hasil penelitian menunjukkan bahwa IOS berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan perusahaan dan harga saham yang terceminkan pada perbedaan reaksi pasar terhadap growth firms dan nongrowth firms.
Norpratiwi (2001) menguji korelasi antara IOS terhadap Return Saham dengan menggunakan proksi MKTBKASS, MKTBKEQ, CAPBVA dan EP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya MKTBKASS, MKTBKEQ dan CAPBVA mempunyai hubungan signifikan terhadap CAR, sedangkan EP tidak.
Ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu mengenai proksi IOS, mendorong peneliti mereplikasi penelitian Norpratiwi (2001), untuk menganalisis hubungan Investment Opportunity Set (IOS) terhadap Return Saham dengan menggunakan proksi MKTBKASS, MKTBKEQ, E/P dan CAPBVA. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini membedakan perusahaan sampel menjadi perusahan tumbuh dan tidak bertumbuh, untuk melihat lebih jelas apakah keempat proksi IOS tersebut berkorelasi terhadap CAR pada masing-masing kelompok sampel.
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, judul penelitian ini: “KORELASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) PERUSAHAAN TUMBUH DAN TIDAK BERTUMBUH TERHADAP ABNORMAL RETURN PERUSAHAAN”.
3
1.2 Rumusan Masalah Penelitian
Pokok permasalahan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah market to book value of asset ratio (MKTBKASS) memiliki korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.
2. Apakah market to book value of asset ratio (MKTBKASS) memiliki korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.
3. Apakah market to book value of equity ratio (MKTBKEQ) memiliki korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.
4. Apakah market to book value of equity ratio (MKTBKEQ) memiliki korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.
5. Apakah capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) memiliki korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.
6. Apakah capital expenditure to book value of asset (CAPBVA) memiliki korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.
7. Apakah earning per share / price ratio memiliki korelasi positif terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.
8. Apakah earning per share / price ratio memiliki korelasi negatif terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.
4
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi oleh:
1. Proksi IOS MKTBKASS, MKTBKEQ dan E/P yang termasuk dalam proksi yang berbasis pada harga.
2. Proksi IOS CAPBVA yang termasuk dalam proksi yang berbasis pada investasi.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan market to book value of asset ratio terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.
2. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan market to book value of asset ratio terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.
3. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, market to book value of equity ratio terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.
4. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, market to book value of equity ratio terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh..
5. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, ratio of capital expenditures to book value of asset terhadap abnormal return perusahaan tumbuh. 5
6. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, ratio of capital expenditures to book value of asset terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.
7. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, earning price per share / price ratio terhadap abnormal return perusahaan tumbuh.
8. Untuk memberikan bukti empiris mengenai hubungan, earning price per share / price ratio terhadap abnormal return perusahaan tidak bertumbuh.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:
1. Memberi masukan kepada investor mengenai hubungan IOS dengan Abnormal Return perusahaan, sebagai salah satu pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
2. Memberikan masukan kepada manajemen perusahaan mengenai alternatif gabungan proksi IOS yang dapat digunakan untuk memprediksi pertumbuhan perusahaan.
3. Menambah referensi penelitian pasar modal khususnya mengenai hubungan proksi Investment Opportunity Set (IOS) terhadap abnormal return.
6
1.6 Sistematika Pembahasan
BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang tema yang diangkat, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, serta sistematika pembahasan.
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dijelaskan segala sesuatu yang melandasi penelitian ini tentang korelasi antara proksi IOS perusahaan tumbuh dan tidak bertumbuh terhadap abnormal return perusahaan.
BAB III: METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan tentang metode pengumpulan data, variabel penelitian dan teknik analisis data.
BAB IV: ANALISIS DATA
Pada bab ini akan menguraikan deskripsi data, prosedur pengujian hipotesis dan hasil pengujian hipotesis.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan yang dapat diambil dari analisis penelitian, keterbatasan dan juga saran-saran yang bisa dikemukakan oleh peneliti.
7