BAB I
PENDAHULUAN
I.I. Latar Belakang Masalah
Inflasi merupakan penyakit ekonomi yang tidak bisa diabaikan, karena dapat
menimbulkan dampak yang sangat luas. Oleh karena itu inflasi sering menjadi target
kebijakan pemerintah. Inflasi tinggi begitu penting untuk diperhatikan mengingat
dampaknya bagi perekonomian yang bisa menimbulkan ketidakstabilan, pertumbuhan
ekonomi yang lambat, pengangguran yang selalu meningkat.
Seperti pengangguran, inflasi juga merupakan masalah yang selalu dihadapi
setiap perekonomian. Sampai di mana buruknya masalah ini berbeda di antara satu
waktu ke waktu yang lain, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain. Tingkat
inflasi yaitu persentasi kenaikan harga – harga dalam suatu tahun tertentu, biasanya
digunakan sebagai ukuran untuk menunjukkan sampai dimana buruknya masalah
ekonomi yang dihadapi. Dalam perekonomian yang pesat berkembang inflasi yang
rendah tingkatnya dinamakan inflasi merayap yaitu inflasi yang mencapai 2 sampai 4
persen.. Sering sekali inflasi yang lebih serius, yaitu yang tingkatnya mencapai 5
sampai 10 persen atau sedikit lebih tinggi, akan berlaku. Pada waktu peperangan atau
ketidakstabilan politik, inflasi dapat mencapai tingkat yang lebih tinggi yang
kenaikan tersebut dinamakan hiperinflasi (Sukirno, 2004).
2
Akibat buruk inflasi pada perekonomian yang oleh sebagian ahli ekonomi
berpendapat bahwa inflasi yang sangat lambat berlakunya dipandang sebagai
stimulator bagi pertumbuhan ekonomi. Kenaikan harga tersebut tidak secepatnya
diikuti oleh kenaikan upah pekerja, maka keuntungan akan bertambah. Pertambahan
keuntungan akan menggalakkan investasi di masa akan datang dan ini akan
menyebabkan percepatan dalam pertumbuhan ekonomi. Tetapi jika inflasi lebih
serius keadaannya perekonomian tidak akan berkembang seperti yang diinginkan.
Pengalaman beberapa Negara yang pernah mengalami hiperinflasi menunjukkan
bahwa inflasi yang buruk akan menimbulkan ketidakstabilan social dan politik, dan
tidak mewujudkan pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2004).
Baru – baru ini pada Agustus 2007 tingkat inflasi di indonesia mencapai 0,75
persen telah melampaui ekspektasi atau kenaikan harga – harga. Tingkat inflasi
Agustus 2007 dibanding bulan juli yang sama tahun lalu hanya 0,33 persen.
Sedangkan inflasi year on year (Agustus 2007 terhadap Agustus 2006) mencapai 6,51
persen. Inflasi year on year tersebut juga lebih tinggi dari bulan lalu yang mencapai
6,06 persen (Sri Mulyani, 2007).
Inflasi merupakan salah satu peristiwa moneter yang sangat penting dan
dijumpai di hampir semua Negara di dunia. Inflasi adalah kecenderungan dari harga –
harga untuk menaik secara umum dan terus menerus. , Kenaikan harga dari satu atau
dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas
kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang – barang lain
(Boediono, 1995).
3
Menurut A.P. Lehner inflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan
(Excess Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan
(Anton H. Gunawan, 1991). Sementara itu Ackley mendefinisikan inflasi sebagai
suatu kenaikan harga yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan
satu macam barang saja dan sesaat). Menurut definisi ini, kenaikan harga yang
sporadis bukan dikatakan sebagai inflasi (Iswardono, 1990). Besar dari barang-barang
lain.
Bank Indonnesia sebagai otoritas moneter memegang kendali yang sangat
strategis dalam menciptakan kebijakan moneter yang stabil dalam perekonomian
nasional, Namun dalam perjalanannya kebijakan Bank Indonesia yang dibuat atau
kebijakan yang diambil Bank Indonesia menjadi tidak efektif dan bahkan tidak efisien
sebagaimana yang dinginkan oleh bank Indonesia terhadap kebijakan tersebut untuk
perekonomian.
Bank Indonesia harus dapat mengukur peredaran uang, antara lain dengan
menentukan tingkat suku bunga SBI, selain itu pemerintah juga memegang peranan
penting dalam mengendalikan laju inlasi untuk itu salah satu kebijakannya adalah
mengatur pengeluaran untuk pengeluaran rutinnya (government expenditure). Dilain
pihak sektor luar negeri juga cukup memegang peranan dalam mengendalikan inflasi
diantaranya yaitu penerimaan export. Dengan demikian laju pertumbuhan inflasi
dapat dikendalikan ditekan atau bahkan kemunculannya dapat dicegah.
Oleh sebab itu dapat mencapai dan menjaga tingkat inflasi yang rendah dan
stabil diperlukan adanya kerjasama dan kemitraan dari seluruh pelaku ekonomi baik
4
bank indonesia, pemerintah maupun swasta inflasi tidak boleh diabaikan begitu saja,
karena dapat menimbulkan dampak yang sangat luas. Inflasi yang sangat tinggi
sangat penting diperhatikan mengingat dampaknya bagi perekonomian yang bisa
menimbulkan ketidakstabilan, pertumbuhan ekonomi yang lambat dan pengangguran
yang meningkat. Dengan hal tersebut, upaya mengendalikan inflasi agar stabil sangat
penting untuk dilakukan.
Dengan adanya permasalahan yang cukup rumit ini dan adanya perubahan
inflasi di Indonesia, sehingga dalam hal ini penulis tertarik melakukan penelitian
untuk menyelesaikan permasalahan ini secara ilmiah, untuk mewujudkan hal tersebut
maka penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini menjadi sebuah penelitian dalam
bentuk skripsi dengan judul : ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN LAJU INFLASI DI INDONESIA
TAHUN 1990.1 – 2005.4.
I.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka permasalahan yang akan
diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah Jumlah uang beredar (M2) berpengaruh terhadap inflasi?
2. Apakah produk domestik bruto berpengaruh terhadap inflasi?
3. Apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap inflasi?
4. Dan apakah nilai tukar kurs dollar US terhadap kurs rupiah berpengaruh
terhadap inflasi?
5
I.3. Tujuan Penelitian
1. Menganalisis pengaruh jumlah uang beredar (M2) terhadap inflasi.
2. Menganalisis pengaruh produk domestik bruto terhadap inflasi.
3. Menganalisis pengaruh tingkat suku bunga terhadap inflasi.
4. Menganalisis pengaruh kurs dollar US terhadap kurs rupiah
terhadap inflasi.
I.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana pada Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia, dan juga menambah pengetahuan dan pengalaman
penulis agar dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh selama mengikuti
perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, selain itu
penulis dapat membandingkan antara teori dan praktek yang terjadi di lapangan.
2. Bagi Instansi Terkait
Penelitian merupakan syarat yang wajib bagi penulis dalam menyelesaikan
studi, maka penulis mengadakan penelitian ini dan hasilnya diharapkan mampu
memberikan informasi dan penambahan wawasan bagi pihak-pihak terkait dengan
permasalahan ekonomi, dengan demikian diharapkan dapat menentukan kebijakan
dengan tepat.
6
3. Bagi Dunia Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran atau studi banding bagi
mahasiswa atau pihak yang melakukan penelitian yang sejenis. Di samping itu, guna
meningkatkan, memperluas dan memantapkan wawasan dan keterampilan yang
membentuk mental mahasiswa sebagai bekal memasuki lapangan kerja.
I.5 Batasan masalah
Mengingat luasnya permasalahan yang dibahas, maka dalam menggunakan
variable penelitian ini akan dibatasi menggunakan hal – hal berikut dibawah ini :
1. Variabel - variabel yang dipakai dalam melakukan penelitian yaitu variabel
dependen menggunakan tingkat inflasi sedangkan variabel independennya
yaitu jumlah uang beredar (M2), produk domestik bruto, tingkat suku bunga
SBI, dan nilai tukar kurs rupiah terhadap kurs dollar US.
2. Penelitian ini menngunakan data kuartalan tahun 1990.1 – 2005.4.
I.6 Sistematika Penulisan.
BAB I PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian dan manfaat penelitian, batasan masalah, sistematika
penulisan, dan gambaran umum tentang penelitian yaitu :
ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERKEMBANGAN LAJU INFLASI DI INDONESIA TAHUN
7
1990.1 – 2005.4 yang berisi tentang tinjauan umum mengenai factor –
factor yang mempengaruhi inflasi serta kebijakan apa yang dapat
diambil pemerintah dalam upaya mengurangi tingginya inflasi di
Indonesia dan juga perkembangan perekonomian Indonesia
berdasarkan variable – variable yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Kajian pustaka berisikan tentang studi pustaka terhadap penelitian
sejenis yang telah dilakukan sebelumnya. Dari proses ini ditemukan
kelemahan atau kekurangan pada penelitian yang lalu, sehingga dapat
dijelaskan di mana letak hubungan, perbedaan maupun posisi
penelitian ini dengan penelitian-penelitian tersebut sekaligus
menghindari duplikasi. Serta berisi deskripsi teoritis mengenai teoriteori
yang digunakan sebagai dasar penelitian sesuai dengan masalah
yang diteliti.
BAB III METODE PENELITIAN
Berisikan tentang data – data penelitian, sumber data dan metode
perhitungan serta model pengujian yang akan dilakukan terhadap data
– data yang diperoleh.
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang analisis hasil pengolahan data yang terkait dengan
tujuan penelitian, pengujian hipotesis dan penerapan metode analisis.
8
Analisis data dilakukan dengan cara analisis deskriptif sebagai
gambaran umum, serta analisis regresi linier berganda.
BAB V KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang simpulan dan implikasi dari penelitian ini setelah
melakukan analisis pada BAB IV.
Free download Klik Disini