BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kalimantan Tengah merupakan daerah yang banyak menyimpan beragam budaya yang kaya nilai tradisi. Beragam upacara adat yang mewarnai kehidupan masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah sampai sekarang masih banyak kita jumpai dan tetap dipertahankan kelestariannya.. Salah satu upacara adat tersebut adalah upacara perkawinan yang dilaksanakan oleh suku Dayak Maanyan yaitu salah satu sub etnis suku Dayak di Kalimantan Tengah.
Peradaban manusia menempatkan perkawinan sebagai peristiwa sakral dan personal, tetapi penuh muatan kultural dan spiritual. Manusia sebagai mahkluk berbudaya mengenal adat perkawinan yang di patuhi untuk memperoleh pengakuan secara sah dari masyarakat atas pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani bersama manusia lain lawan jenisnya. Perkawinan merupakan tata kehidupan sosial yang mengatur hubungan pria dan wanita sehingga tidak menjadi pergaulan seperti dunia binatang.
Perkawinan merupakan hal yang sangat penting bagi pria dan wanita dalam lintasan hidupnya. Mengingat pentingnya upacara perkawinan tersebut, baik bagi yang bersangkutan maupun bagi anggota kerabat serta masyarakat sekitarnya, maka sudah selayaknya bila upacara itu diselenggarakan secara khusus, menarik perhatian dan disertai dengan kekhikmatan.
Adapun hal-hal yang membuat suasana upacara menjadi khusus, menarik perhatian, khidmat serta mewah dan meriah dapat di dukung oleh tata busana, tata riasnya baik tata rias wajah maupun rambut serta assesorisnya atau kelengkapan busananya. Dimana hal-hal tersebut juga mengandung lambang-lambang dan makna tertentu sebagai pengungkapan pesan-pesan hidup yang hendak disampaikan. Karena kita tahu bahwa upacara adat, tata busana, dan tata rias baik wajah maupun rambut pengantin tradisional merupakan khasanah budaya bangsa yang sangat kaya dan beraneka ragam, yang telah tumbuh dan berkembang selama berabad-abad. Tiap daerah memiliki pola dan corak kebudayaan masing-masing, namun dalam proses perkembangannya senantiasa mengalami perubahahan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan jamannya.
Namun perubahan tersebut diharapkan tetap dapat memberikan hasil kreasi baru yang dapat di tawarkan kepada masyarakat tanpa meninggalkan atau menghilangkan landasan tradisi dan sistem nilai yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Estetika berbusana dengan rancangan yang indah dan menarik merupakan pancaran pola perilaku budaya yang merupakan perwujudan identitas suatu daerah, sehingga masyarakat mengetahui dengan jelas busana dengan kelengkapannya yang di dukung dengan penataan rambut serta aksesorisnya yang telah di sesuaikan.
B. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ini dimaksudkan untuk membatasi ruang lingkup yang ada dalam judul. Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah Modifikasi Tata Rias Pengantin Dayak Maanyan Kalimantan Tengah.
Agar judulnya tidak terlalu luas, maka perlu adanya batasan dari istilah-istilah yang ada dalam judul tersebut.
Adapun istilah-istilah yang perlu dibatasi, yaitu :
1. Modifikasi
Modifikasi atau memodifikasi adalah mengubah atau mengadakan perubahan (Badudu dan Zain, 1994 : 905).
Berdasarkan pengetahuan khusus tata rias pengantin, yang di maksud modifikasi adalah mengubah sesuatu atau mengubah tata rias asli tetapi masih tetap ada unsur tradisionalnya maksimal 40 % (Anonim, tt : th)
Dalam hal ini penulis ingin melihat hasil dari modifikasi tata rias pengantin Dayak Maanyan Kalimantan Tengah ditinjau dari bentuk sanggul, aksesorisnya dan busana.
2. Tata Rias
Tata rias adalah suatu seni merias yang mengandung unsur keindahan. Seni tata rias wajah merupakan upaya menciptakan suatu keindahan dengan medium wajah (Martha Tilaar, 95 : iii). Seni tata rias wajah tersebut dilihat dari kombinasi warna-warna yang akan digunakan, selain itu juga dengan menyamarkan bagian-bagian wajah yang kurang sempurna dan menonjolkan bagian-bagian wajah yang sempurna.
Dalam hal ini yang penulis maksudkan adalah tata rias pengantin, tata rias pengantin Dayak Maanyan pada khususnya.
3. Dayak Maanyan
Suku Dayak Maanyan merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Kalimantan Tengah dan merupakan penduduk asli nomor 2 setelah suku Dayak Ngaju. Kebanyakan bermukim di Kabupaten Barito Selatan dengan Ibukotanya Buntok (Ridwan Said, 1992 : 18).
4. Kalimantan Tengah
Kalimantan Tengah merupakan salah satu dari sekian banyak propinsi yang ada di Indonesia dengan pembagian daerah administrasi sebagai berikut : 1 (satu) pemerintah kota yaitu Palangkaraya dan 13 (tiga belas) kabupaten yang salah satunya adalah Kabupaten Barito Selatan.
5. Bentuk
Bentuk adalah wujud dan rupanya (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1990 : 103). Yang penulis maksud dengan bentuk dalam eksperimen ini adalah bentuk sanggul dalam tata rias pengantin Dayak Maanyan Kalimantan Tengah akan dimodifikasikan.
6. Sanggul
Sanggul adalah kundai, konde, atau rambut wanita (yang panjang) yang digelung diatas kepala, atau dibelakang kepala.
(Badudu dan Zain,1994 : 1219).
Sanggul yang penulis maksudkan adalah sanggul puleh sangkilut, yaitu sanggul tradisional Dayak Maanyan Kalimantan Tengah.
7. Aksesoris
Aksesoris adalah tambahan, yang ditambahkan sebagai ekstra baik untuk kesenangan saja maupun sebagai pemanis.
(Badudu dan Zain, 1994 : 26).
Aksesoris dalam tata rias pengantin tidak hanya sebagai tambahan melainkan juga sebagai penunjang kelengkapan tata riasnya baik wajah maupun rambut juga kelengkapan busana, dimana aksesoris dalam tata rias pengantin dapat mendukung lebih dalamnya makna yang terkandung dalam satu kesatuan tata rias pengantin
8. Busana
Busana berasal dari Bahasa Sansekerta yang berarti perhiasan, tetapi kini telah diartikan sebagai pakaian yang ideal (Badudu dan Zain, 1994: 234). Dalam eksperimen ini yang penulis maksud dengan busana adalah penutup tubuh.
9. Laboratorium
Laboratorium adalah tempat untuk ruang kerja yang dilengkapi dengan berbagai peralatan untuk mengadakan percobaan, penelitian, atau penyelidikan. (Badudu dan Zain, 1994 : 750).
Dalam hal ini laboratorium yang dimaksud adalah tempat yang dipakai untuk pelaksanaan memodifikasikan tata rias pengantin Dayak Maanyan Kalimantan Tengah yang ditinjau dari bentuk sanggul, aksesorisnya, dan busana, yaitu Laboratorium Rias AKS-AKK Yogyakarta.
Dari istilah-istilah tersebut diatas maka dalam eksperimen ini penulis hanya membatasi pada hasil modifikasi Tata Rias Pengantin Dayak Maanyan Kalimantan Tengah yang ditinjau dari bentuk sanggul, aksesorisnya, dan busana.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam “Modifikasi Tata Rias Pengantin Dayak Maanyan Kalimantan Tengah ditinjau dari Bentuk Sanggul, Aksesorisnya dan Busana” adalah :
1. Ingin melihat hasil dari modifikasi tata rias pengantin Dayak Maanyan
Kalimantan Tengah yang ditinjau dari bentuk sanggul, aksesorisnya dan busana.
2. Ingin menambah pengetahuan dan memperdalam pengetahuan tentang tata rias pengantin Dayak Maanyan Kalimantan Tengah.
3. Dengan memodifikasi tata rias pengantin Dayak Maanyan dapat memberikan sumbangan pada lingkungan Akademi khususnya di Akademi Kesejahteraan Sosial “AKK” Yogyakarta, dan masyarakat pada umumnya.