BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang.
Seiring dengan terjadinya perubahan-perubahan yang begitu cepat dalam aspek kehidupan masyarakat, maka setiap organisasi pemerintah daerah diharapkan mampu merespon secara cepat tututan dan harapan masyarakat yang semakin kopleks, untuk pelayanan publik.
|
Secara teoritis dan empiris, keberhasilan organisasi pemerintah daerah dalam menjalankan fungsinya merupakan kontribusi langsung dari prilaku pegawainya, oleh karena itu pegawai yang bekerja pada pemerintah harus dikembangkan sebaiknya, melalui peningkatan kompetensinya, sehingga setiap aparatur pemerintah profesional dalam menjalankan tugasnya.
Untuk meningkatkan profesionalisme minimal ada tiga nilai yang harus dikembangkan, yaitu : 1)
Pertama, tugas dan peranan aparatur harus senantiasa bertujuan melayani kepentingan umum.
Kedua, profesionalisme aparatur harus didasarkan pada pendidikan dan spesialisasi professional bukan bersifat patrimonial.
Ketiga, memegang teguh prinsip the right man on the right place.
Pengelolaan SDM secara profesional sangat penting, agar didalam organisasi terwujud keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan organisasi, wujud keseimbangan merupakan kunci utama organisasi untuk dapat berkembang secara produktif. Melalui pengelolaan manajemen SDM secara profesional tersebut, tentunya di harapkan pegawai yang ada dalam organisasi dapat bekerja secara produktif.
Mengigat besarnya peranan SDM sebagai pengerak organisasi dalam mencapai tujuannya, maka upaya-upaya organisasi dalam mendorong pegawainya untuk bekerja lebih baik harus terus dilakukan, dengan adanya pegawai-pegawai yang bekerja secara baik ini, maka di harapkan hasil kerja (kinerja karyawan) yang di capai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya.
Dapat dilihat dengan jelas fungsi personalia merupakan salah satu fungsi yang penting karena manusia merupakan faktor penggerak, yaitu faktor produksi yang dilakukan dan teknologi yang dipergunakan, unsur sumber daya manusia sangat dibutuhkan. Jadi masalah sumber daya manusia merupakan masalah yang penting yang harus selalu diperhatikan dalam menjaga kelancaran jalannya proses produksi suatu perusahaan.
Ada beberapa cara dan pendekatan untuk mewujudkan hubungan kerja yang baik. Salah satunya adalah dengan memberi motivasi pada pegawai, pemberian motivasi menyangkut berbagai bentuk, diantaranya dengan cara memberi motivasi langsung tertuju pada masing-masing individu. Cara lain yang lazim dilaksanakan memberikan kebijaksanaan kompensasi finansial yang wajar, yang bisa mencukupi semua kebutuhan hidupnya.
Kompensasi finansial pada dasarnya merupakan sumber utama penghasilan seseorang, sebab itu kompensasi finansial harus cukup untuk memenuhi kebutuhan pegawai dan keluarganya dengan wajar. Kewajaran dapat dinilai dan diukur dengan kebutuhan hidup minimum atau sering disebut dengan kebutuhan fisik minimum. Adapun tanggung jawab semua masyarakat, pemerintah, pengusaha, dan pegawai itu sendiri untuk menjamin bahwa kebutuhan hidup minimum setiap pegawai dapat dipenuhi melalui pekerjaan dimana dia memperoleh penghasilan.
Kebijaksanaan yang adil dan layak dapat dilakukan misalnya dengan memberikan jumlah kompensasi finansial yang cukup sehingga pegawai dapat bekerja lebih baik. Kebijaksanaan pengkompensasi finansial dalam upaya meningkatkan kinerja karyawan berpengaruh terhadap kedua belah pihak, baik pegawai maupun pemerintah. Oleh karena itu kebijaksanaan tersebut diharapkan dapat memuaskan kedua belah pihak, yaitu peningkatan kompensasi finansial diharapkan akan meningkatkan kinerja karyawan. Jaminan penghasilan yang lebih baik sangat penting bukan saja bagi kemanusiaan akan tetapi juga untuk meningkatkan kinerja.
Puskesmas Narmada sebagai salah satu institusi pemerintah yang berhubungan langsung dengan pelayanan kesehatan pada masyarakat, dituntut untuk terus meningkatkan kualitas pelayanannya kepada masyarakat. Semakin besarnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan Puskesmas Narmada, mendorong pihak manajemen, secara terus menerus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.
Puskesmas Narmada, selama ini telah berupaya memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan baik dan professional, hal ini sesuai dengan Visi dan Misi yaitu :
VISI :
“Tercapainya Kecamatan Narmada Sehat Menuju Terwujudnya Lombok Barat Sehat.”
MISI :
1. Mengerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di Wilayah Kecamatan Narmada.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di Kecamatan Narmada.
3. Meningkatkan dan memelihara mutu, pemerataan dan keterjangkauan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas dan jajaran di bawahnya.
4. Meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya di Wilayah Kecamatan Narmada melalui upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat.
Puskesmas Narmada mempunyai beberapa unit Puskesmas Pembantu untuk melayani seluruh masyarakat Narmada sampai pelosok desa. Dengan adanya program Pemerintah Jaringan Pengaman Sosial membantu masyarakat yang tidak mampu sehingga dapat perawatan kesehatan.
Penelitian ini memusatkan perhatian hanya pada faktor kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan di Puskesmas Narmada Lombok Barat.
1.2. Perumusan Pokok Masalah.
Dari uraian latar belakang tersebut diatas, dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut :
“Apakah kompensasi finansial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di Puskesmas Narmada Lombok Barat.”
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.
1.3.1. Tujuan Penelitian.
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui besarnya pengaruh kompensasi finansial terhadap peningkatan kinerja karyawan di Puskesmas Narmada Lombok Barat.
1.3.2. Kegunaan Penelitian.
Kegunaan serangkaian penelitian yang diadakan pada Puskesmas Narmada Lombok Barat adalah :
1.3.2.1. Secara akademis, merupakan salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi 45 Mataram.
1.3.2.2. Secara teoritis ilmiah untuk menerapkan ilmu-ilmu khususnya bidang ekonomi yang telah diterima selama di bangku kuliah kedalam dunia praktek.
1.3.2.3. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran yang bermanfaat bagi Puskesmas Narmada.
1.4. Hipotesa.
Berdasarkan uraian pada latar belakang dan pokok permasalahan diatas, maka dapat ditarik suatu hipotesa sebagai berikut :
“Diduga bahwa kompensasi finansial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di Puskesmas Narmada Lombok Barat
1.5. Metode Penelitian
1.5.1. Metode Penelitian Yang Digunakan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan menelaah secara mendetail tentang latar belakang, sifat dan karakter ataupun ciri-ciri yang khas dari kasus yang bersangkutan.
1.5.2. Daerah/Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada Puskesmas Narmada Kobupaten Lombok Barat dengan kondisi :
1.5.2.1. Keadaan Geografis.
Puskesmas Narmada merupakan salah satu Puskesmas yang terdapat di Narmada Kabupaten Lombok Barat, terletak sekitar 12 km dibagian Timur Kota Mataram yaitu di Jalan Suranadi No. 64 Narmada Kabupaten Lombok Barat, dengan batas-batas wilayah :
Sebelah Timur : Wil Kerja Puskesmas Sedau.
Sebelah Barat : Wil Kerja Puskesmas Cakra
Sebelah Utara : Wil Kerja Puskesmas Lingsar
Sebelah Selatan : Wil Kerja Puskesmas Kediri
Puskesmas Narmada di bangun pada Tahun 1968. Melayani 42.308 jiwa penduduk. Luas wilayah kerja Puskesmas Narmada terbagi menjadi 9 desa dan 57 dusun, wilayah kerja tersebut mencakup :
1. Desa Dasan Tereng.
2. Desa Gerimax Indah
3. Desa Sembung
4. Desa Badrain
5. Desa Tanak Beak
6. Desa batu Kuta
7. Desa Kerama Jaya
8. Desa Lembuak
9. Desa Nyurlembang
1.5.2.2. Keadaan Demografi.
Jumlah penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Narmada sekitar 42.308 jiwa, jumlah KK 11.205 dengan KK miskin berjumlah 4.696 dan kepadatan penduduk 2.202/km2.
Sebagian penduduk Kecamatan Narmada bekerja dalam Bidang Pertanian, yaitu sekitar 44% sedangkan sisanya terbagi menjadi beberapa bidang antara lain : perdagangan, angkutan, jasa, industri, kontruksi, pertambangan dan pengalian.
Dalam bidang pendidikan dari 42.308 jiwa penduduk yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Narmada, baru 18.286 jiwa penduduk (43%) saja yang baru mengenyam pendidikan baik tingkat Sekolah Dasar , SLTP, SMU maupun Akademi dan Perguruan Tinggi, sedangkan sisanya tidak dan belum pernah sekolah.
1.5.3. Cara Pengumpulan Data.
1.5.3.1. Wawancara.
Yaitu merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara atau tanya jawab secara langsung kepada pegawai/karyawan Puskesmas Narmada Kabupaten Lombok Barat.
1.5.3.2. Dokumenter.
Yaitu suatu tehnik pengumpulan data yang digunakan apabila data yang bersifat dokumenter dengan cara menyalin catatan-catatan yang ada pada perusahaan dan buku-buku literatur atau bahan bacaan lainnya secara sistematis.
1.5.3.3. Quisioner.
Memberikan daftar pertanyaan atau quisioner kepada pegawai/karyawan Puskesmas Narmada.
1.5.4. Jenis dan Sumber Data.
1.5.4.1. Jenis Data.
1.5.4.1.1. Data Kualitatif, yaitu data yang berupa uraian-uraian atau penjelasan-penjelasan yang dapat dipergunakan untuk menerangkan data kuantitatif.
1.5.4.1.2. Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka yang selanjutnya dapat dimasukkan dalam analisa data.
1.5.4.2. Sumber Data.
1.5.4.2.1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek penelitian dengan cara melakukan hasil wawancara dan hasil quisioner.
1.5.4.2.2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku literatur yang ada hubungannya dengan penelitian ini.
1.5.5. Prosedur Analisa.
Untuk memecahkan masalah dan menguji kebenaran hipotesa yang diajukan, maka digunakan alat analisa sebagai berikut :
1.5.5.1. Pengukuran Jawaban Quisioner Responden.
Untuk mengukur masing-masing variabel/faktor digunakan instrument skala model Likert (Danim, 1997). Dengan skala likert, responden diminta untuk memberikan respon terhadap setiap pertanyaan dengan memilih salah satu jawaban diantara lima pilihan jawaban setuju, yaitu :
Sangat Setuju (SS) skore 5
Setuju (S) skore 4
Ragu-ragu (RR) skore 3
Tidak Setuju (TS) skore 2
Sangat Tidak Setuju (STS) skore 1
Selanjutnya untuk mengetahui nilai kinerja karyawan diketahui melalui skor rata-rata dari nilai item indikator kinerja karyawan. Katagori pemberian skornya adalah :
1. Buruk, < 20
2. Kurang, 20 – 40
3. Sedang, 40,10 – 60
4. Baik, 60,10 – 80
5. Istimewa, 80,10 – 100
1.5.5.2. Analisa Statistik yang terdiri dari :
1. Analisa Regresi.
Analisa regresi digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan di Puskesmas Narmada.
Adapun formulanya adalah sebagai berikut : 2)
Y = a + bX
Untuk mencari nilai a dan b digunakan formula :
n.åXY - åX. åY
n. åX2 – (åX)2
a = (åY - båX) / n
Dimana :
Y = Kinerja Karyawan (Variabel terikat).
X = Kompensasi Finansial (Variabel Bebas).
b = Koefisien parameter.
a = Rata-rata indek.
n = Banyaknya data
2. Analisa Korelasi.
Analisa korelasi digunakan untuk mengetahui kuat atau tidaknya korelasi/hubungan antara kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan di Puskesmas Narmada.
Adapun formulanya adalah sebagai berikut :3)
n.åXY – åX . åY
Ö n.åX2 - (åX)2 . Ö n.åY2 - (åY)2
Dimana :
r = Koefisien Korelasi.
Y = Kinerja Karyawan (Variabel terikat).
X = Kompensasi Finansial (Variabel Bebas).
n = Banyaknya data.
Hasil korelasi -1 < r < +1
· Apabila r mendekati –1, ini berarti bahwa hubungan antara kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan di Puskesmas Narmada negatif dan kuat.
· Apabila r mendekati 0, ini berarti bahwa hubungan antara kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan di Puskesmas Narmada lemah.
· Apabila r mendekati +1, ini berarti bahwa hubungan antara kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan di Puskesmas Narmada positif dan kuat.
Pedoman Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi sebagai berikut:[1])
Besar Koefisien Korelasi (r) | Interpretasi |
0,00 – 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0,70 – 0,90 0,90 – 1,00 | Antara variabel X dan Y terdapat korelasi, yang sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan Y Antara variabel X dan Y terdapat korealsi yang lemah atau rendah Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi |
3. Analisa Uji Hipotesa.
Analisa uji hipotesa digunakan untuk menguji pengaruh kompensasi finansial terhadap kinerja karyawan di Puskesmas Narmada.
digunakan uji-T sebagai berikut :[2])
r Ö n – 2
Ö 1 – r2
Langkah-langkah pengujian :
Formulasi Ho dan Ha :
Ho = Kompensasi financial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di Puskesmas Narmada.
Ha = Kompensasi financial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di Puskesmas Narmada.
Kreteria untuk pengujian ini ditentukan oleh :
1. Tingkat kebebasan data n = 2.
2. Lefel Of Significant 5 %.
Kesimpulan yang diambil sebagai berikut :
Jika t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak, Kompensasi financial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di Puskesmas Narmada.
Jika t-hitung < dari t-tabel, maka Ho diterima Kompensasi financial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di Puskesmas Narmada
1) Rasyid, Ryaas, Kejadian Awal Birokrasi Pemerintahan Orde Baru, Penerbit Yasir Watampone, Jakarta, 1999, Halaman 15.
2) Anton Dajan, Pengantar Metode Statistik, LP3ES, Jakarta, 1996, Halaman 369.
3) Ibid, Halaman 376.
[1] Wirawan, Nata, Statistik I untuk Ekonomi dan Bisnis, Edisi Kedua, Penerbit Keraras Emas,
Denpasar, 2001, halaman 232.
[2]) Ibid, halaman 321.