BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia memiliki hutan tropis yaitu hutan yang tumbuh didaerah yang beriklim >240C yang berkembang selama ratusan juta tahun, dan didalamnya banyak terdapat berbagai kehidupan. Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai hutan tropis yang cukup luas, dan diperkirakan 25% aneka spesies di dunia ini berada di Indonesia dan disebut Mega biodiversity, dan untuk jenis mamalia Indonesia memiliki urutan pertama dengan jumlah sekitar 600 spesies, sedangkan untuk tumbuh - tumbuhan termasuk urutan ketiga setelah Brazil dan Kolombia sebesar 37.000 spesies dan yang endemik 18.000-20.000 spesies. Secara total keanekaragaman hayati di Indonesia sebesar 325.350 jenis flora dan fauna (Arief, 2001:127). Suedjiran dkk (1985:72) mengatakan jenis-jenis tumbuhan di Indonesia secara keseluruhan ditaksir sebayak 25.000 jenis atau lebih dari 10% flora dunia.
Kegiatan yang mendukung keberlangsungan hutan seperti inventarisasi masih sangat diperlukan dan harus diintensifkan, mengingat inventarisasi flora dan fauna yang sudah dikerjakan di Indonesia sejak lebih 100 tahun yang lalu belum mencakup seluruh kawasan dipelosok tanah air, sebagai akibat dari rendahnya intensitas inventarisasi dan eksplorasi flora dan fauna, kawasan yang belum diketahui isi sumberdaya hayatinya terancam rusak dan bahkan musnah, ini akibat kurang optimalnya pemanfaatan kekayaan sumberdaya nabati dan hewani (Suedjiran dkk, 1985:74). Sedangkan menurut Zein (1998:4) mengatakan inventarisasi dan penatagunaan hutan perlu ditingkatkan guna melindungi flora dan faunanya, serta menjaga keanekaragaman hayati, ekosistem beserta unsur-unsur lain untuk mengembangkan cagar alam wisata.
Tumbuhan yang termasuk dari keanekaragaman hutan diantaranya ialah suku Asteraceae atau sembung-sembungan merupakan kelompok yang terdiri dari 1.100 marga yang meliputi 20.000 spesies (Cronguist, 1981:1025). Menurut Tjiroosepomo (1996:334) suku Asteraceae terdiri dari 1.000 marga dan meliputi 14.000 spesies. Beberapa tumbuhan yang tergolong suku Asteraceae yang sudah cukup terkenal diantanya Aster multiflorus, Blumea balsamifera, dan Plucea Indica. Tumbuhan suku Asteraceae tersebut memiliki multi fungsi antara lain sebagai tanaman hias, sayur, dan obat. Asteraceae juga memiliki nilai ekonomi, sebab terkait dengan fungsinya antaa lain sebagai tanaman hias, Asteraceae juga memiliki harga dipasaran yang relatif baik. Tjiroosepomo (1996:334) juga mengemukakan bahwa tumbuhan suku Asteraceae mempunyai mempunyai peran sebagai tanaman obat, yang untuk kondisi sekarang ini sangat dibutuhkan sebagai alternatif solusi mengatasi mahalnya harga obat dan pengaruh zat-zat kimia.
Tumbuhan suku Asteraceae dikaji dari aspek ekologi mempunyai peranan yang penting kaitannya dengan ekosistem yang terdapat dikawasan Coban Rondo yang berperan menjaga keseimbangan ekosistem. Kartasapoetra, dkk. (2000) mengemukakan tumbuhan ini berperawakan terna atau semak dan tumbuh diantara pepohonan berperan dalam mencegah terjadinya erosi karena tumbuhan ini mempunyai empat peran yaitu :
1. Menghalangi tumbukan-tumbukan langsung butir-butir hujan sehingga daya tumbuk butir-butir hujan tersebut dapat direduksi.
2. Mengurangi kecepatan aliran permukaan dan melindungi pengikisan- pengikisan oleh aliran permukaan.
3. Mendorong perkembangan biota tanah yang dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, dan akar-akarnya dapat mempengaruhi kapasitas infiltrasi tanah sehingga aliran air permukaan menjadi berkurang.
4. Berperan menambah bahan organik tanah, dan resistensi tanah terhadap erosi menjadi bertambah.
Dengan demikian, upaya konservasi suku Asteraceae perlu dilakukan secara berkelanjutan. Langkah awal sebelum konservasi dilakukan adalah mengetahui karakteristik ekologi Asteraceae, antara lain berupa pola penyebaran, dominansi dan habitat yang sesuai untuk kelangsungan hidup, hal ini perlu diketahui sebagai pengetahuan dan bahan petimbangan untuk melakukan konservasi lebih lanjut.
Tumbuhan suku Asteraceae pada umumnya hidup menyebar keseluruh dunia, terutama didaeah topis, Cronguist, (1981:1028) mengatakan tumbuhan suku Asteraceae pola penyebarannya adalah kosmopolitan atau menyebar keseluruh dunia, dan tempat yang paling cocok adalah pada wilayah yang mempunyai iklim tropis. Di Kabupaten Malang habitat seperti ini dapat ditemui dikawasan hutan wisata Coban Rondo di Kecamatan Pujon. Berdasarkan data kawasan Coban Rondo yang terletak di Ds. Pandesari Kec. Pujon Kabupaten Malang Jawa Timur berada pada ketinggian kurang lebih 1200 m di atas permukaan laut, mempunyai suhu berkisar 22-240C dengan curah hujan berkisar 1721 mm/tahun merupakan kawasan hutan tropis dan juga kawasan konservasi dan wisata. Bedasarka observasi awal pada tanggal 2-5 Mei 2006, diketahui bahwa beberapa tumbuhan suku Asteracae yang yang dijumpai dikawasan Coban Rondo adalah Ageratum Conyzohdes, Synedrella Nodiflora, Eupatorium riparium Reg. Bidens Pilosa L. Emilia Sonchifolia (L.) DC. Tumbuhan suku Asteraceae berperan sebagai bagian dari ekosistem di Coban Rondo yaitu sebagai tumbuhan penutup tanah yang mempunyai pengaruh penting dalam mempertahan keberlangsungan ekosistem. Disisi lain pada kawasan Coban Rondo terdapat dua zona yakni zona datar dan zona miring. Dengan adanya dua zona tersebut, maka perlu diketahui apakah pada zona yang berbeda disuatu kawasan, memiliki karakteristik flora dalam hal ini Asteraceae yang berbeda pula.
Atas dasar pemaparan di atas kiranya perlu dilakukan penelitian yang mengarah pada usaha konservasi kawasan hutan terutama dikawasan Coban Rondo. Terkait dengan usaha tersebut maka penelitian yang berjudul studi pola penyebaran tumbuhan suku Asteraceae pada zona datar dan zona miring dikawasan Coban Rondo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang ini penting untuk dilakukan.
1.2 Rumusan Masalah
- Jenis – jenis apa sajakah dari tumbuhan suku Asteraceae yang ditemukan pada zona datar dan zona miring dikawasan Coban Rondo ?
- Apakah ada dominansi jenis tumbuhan suku Asteraceae yang terdapat pada zona datar dan zona miring dikawasan Coban Rondo ?
- Bagaimana pola penyebaran tumbuhan suku Asteraceae pada zona datar dan zona miring dikawasan Coban Rondo ?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
- Mengetahui jenis – jenis dari tumbuhan suku Asteraceae pada zona datar dan zona miring dikawasan Coban Rondo.
- Mengetahui jenis tumbuhan suku Asteraceae yang dominan pada zona datar dan zona miring dikawasan Coban Rondo.
- Mengetahui pola penyebaran jenis tumbuhan suku Asteraceae pada zona datar dan zona miring dikawasan Coban Rondo.
1.4 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang jenis tumbuhan suku Asteraceae, dominansi antar spesies dan pola penyebaran dari tumbuhan suku Asteraceae dikawasan Coban Rondo. Informasi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat dan instansi-instansi yang terkait dalam usaha pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam bagi lingkungan, baik yang bersifat teoritis maupun aplikatif.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Obyek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua spesies tumbuhan yang termasuk jenis suku Asteraceae yang ditemukan dikawasan Kawasan Coban Rondo. Tumbuhan suku Asteraceae yang ditemukan ini terbagi menjadi dua lokasi pengamatan yaitu pada zona datar dan zona miring.
1.6 Penegasan Istilah
- Zona datar adalah wilayah yang berada pada kemiringan (0 - 290)
- Zona miring adalah wilayah yang berada pada kemiringan (30 - 900)