KUMPULAN REFERENSI SKRIPSI DARI BERBAGAI JURUSAN, DAN SEMUA TENTANG SKRIPSI ADA DI SINI

Free Downloads

Android App Player For Windows

Koleksi Skripsi Terlengkap

Kumpulan Skripsi LENGKAP (full content) Buat Referensi penyusunan Skripsi. PAKET DVD SKRIPSI HANYA Rp 99.000 (termasuk ongkos kirim)

Tersedia Paket

DVD KHUSUS TEKNIK INFORMATIKA, LENGKAP DENGAN SOURCE CODENYA.

xxxx-xxxx-xxxx

DVD Koleksi Skripsi

Kumpulan Skripsi Lengkap (Dari BAB 1 - PENUTUP) Buat Referensi Penyusunan Skripsi PAKET DVD SKRIPSI HANYA Rp 99.000

Tersedia Paket DVD

KHUSUS TEKNIK INFORMATIKA, Lengkap Dengan Source Code

INFO Selengkapnya

xxxx-xxxx-xxxx

Bayangkan...

Berapa ratus ribu anda sudah berhemat.??

Tak perlu lagi keluarkan uang untuk dapatkan koleksi skripsi yang kami dapatkan dengan harga JUTAAN dari berbagai sumber. Semuanya sudah ada disini.

PENTING!!!! Tulis dan cek Kembali alamat lengkap anda, Kesalahan dalam penulisan Alamat di luar tanggung jawab Kami.

PENGARUH ADVERTISING TERHADAP PEMBENTUKANBRAND AWARENESS SERTA DAMPAKNYA PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK KECAP ABC (011)



BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini terdapat dua kekuatan besar yang mendasari laju perubahan ekonomi dunia yaitu globalisasi dan kemajuan teknologi. Kedua kekuatan ini telah menyebabkan persaingan diantara berbagai perusahaan menjadi semakin ketat baik pada tingkat domestik maupun pada tingkat internasional.

Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam segala bidang, salah satunya adalah bidang pemasaran. Semakin tingginya tingkat persaingan di bisnis lokal maupun global dan kondisi ketidakpastian memaksa perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive advantage) agar mampu memenangkan persaingan di bisnis global. Untuk mencapai hal itu pemasar harus menerapkan konsep pemasaran modern yang berorientasi pasar atau pelanggan karena mereka merupakan ujung tombak keberhasilan pemasaran.

Realitas tersebut pada tatanan aktivitas bisnis telah merubah paradigma aspek pemasaran yang menjadi tolak ukur saat ini tidak hanya 3 C (Corporates, Competitors, Customers), tetapi terdapat satu aspek yang secara signifikan harus diperhitungkan yaitu perubahan (Changes). Dengan terjadinya perubahan maka strategi pemasaran tidak hanya berdasarkan pada konsep pemasaran secara konvensional saja tetapi harus bersifat fleksibilitas, serta visibilitas pada strategi pemasaran yang dilakukan pelaku bisnis dengan mempertimbangkan setiap realitas yang terjadi, maupun fenomena mendatang.

Seiring perkembangan tersebut masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan dalam mengkonsumsi kebutuhannya sehari-hari. Dengan perkembangan teknologi dan informasi, perkembangan industri semakin tinggi dan kompleks. Salah satu industri yang mengalami perkembangan cukup pesat adalah jenis industri makanan dan minuman.

Seiring dengan munculnya pesaing-pesaing baru, persaingan diantara industri makanan dan minuman menjadi sangat ketat. Ketatnya persaingan tersebut terlihat dalam Tabel 1.1 berikut ini:

TABEL 1.1

RATA-RATA INDEKS LOYALITAS KONSUMEN INDONESIA

JENIS INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN

Industri

Rata-rata Tahun 2005

Rata-rata Tahun 2006

Minyak Goreng

70,1%

85,5 %

Kopi Bubuk

71,9%

73,4 %

Mie Instant

68,9%

72,9 %

Rokok Mild

74,1%

71,5 %

Saus Sambal

72,8%

69,1 %

Kecap

75,2%

69,0 %

Minuman Energi Cair

-

66,2 %

Rokok Kretek

75,7%

65,9 %

Minuman Tidak Bersoda

71,6%

62,9 %

Sumber: Majalah SWA 06/XXII/23 Maret – 5 April 2006

Secara keseluruhan, hasil indeks loyalitas pelanggan kategori industri makanan dan minuman menurun. Loyalitas industri makanan dan minuman tahun 2005 sebesar 72,8% lalu pada tahun 2006 turun menjadi 69,5%. Hasil tersebut diakibatkan loyalitas di dalam jenis industri makanan dan minuman sendiri mengalami penurunan, salah satunya adalah industri makanan dan minuman kategori kecap. Tahun lalu rata-rata loyalitas pelanggan industri makanan dan minuman kategori kecap sebesar 75,2%, sekarang turun menjadi 69,9%.

Gejala penurunan loyalitas pada industri makanan dan minuman kategori kecap tersebut diakibatkan perubahan situasi dan kondisi ekonomi yang berpengaruh pada harga jual. Konsumen menjadi selektif dalam menentukan keputusan pembelian merek kecap yang dipilihnya. Persaingan merek-merek kecap tersebut dapat dilihat dalam Tabel 1.2 berikut ini:

TABEL 1.2

INDEKS LOYALITAS KONSUMEN INDONESIA

KATEGORI: KECAP

Tahun 2005

Tahun 2006

No

MEREK

LOYALTY

BEHAVIO-UR INDEX

REFER-

RAL INDEX

CUS-

TOMER SATISFA-CTION

LOYALTY INDEX

MEREK

LOYALTY

BEHAVIO-UR INDEX

REFER-

RAL INDEX

CUS-

TOMER SATISFA-CTION

LOYALTY INDEX

1

Indofood

74, 0

61, 1

78, 7

78, 4

Bango

86, 8

52, 5

91, 4

76, 9

2

Cap Bango

75, 9

60, 2

78, 6

78, 0

Indofood

84, 9

58, 5

87, 8

71, 7

3

ABC

72, 2

61, 5

76, 5

76, 3

ABC

79, 9

41, 5

84, 8

66, 0

Rata-rata

72, 9

59, 1

75, 9

75, 2

Rata-rata

81, 3

43, 9

86, 4

69, 0

Sumber: Majalah SWA 06/XXII/23 Maret – 5 April 2006

Pada Tabel 1.2 Kecap ABC menempati urutan ketiga di bawah kecap Cap Bango dan Indofood. Hal ini mengindikasikan bahwa kecap ABC memiliki loyalitas pelanggan yang rendah bila dibandingkan kedua pesaingnya, yakni Cap Bango dan Indofood. Di samping itu, kecap ABC mengalami penurunan loyalitas pelanggan dibanding tahun sebelumnya, jika pada tahun 2005 loyalitas pelanggan kecap ABC sebesar 75,2%, sekarang turun menjadi 69,9%. Turunnya loyalitas pelanggan kecap ABC mengindikasikan bahwa pembelian konsumen kecap ABC pun mengalami penurunan.

Penurunan pembelian kecap ABC secara umum dapat digambarkan melalui market share (pangsa pasar) kecap ABC pada tabel 1.3 berikut ini:

TABEL 1.3

MARKET SHARE KECAP ABC

Tahun

Market Share

2003

64,4 %

2004

54,7 %

2005

54,2 %

2006

52,8 %

Sumber: Majalah SWA 06/XXII/23 Maret – 5 April 2006

Menurut tabel 1.3 di atas dalam kurun waktu selama 4 tahun market share kecap ABC terus menerus mengalami penurunan, pada tahun 2003 market share kecap ABC sebesar 64,4%, lalu pada tahun 2004 turun menjadi 54,7%, kemudian pada tahun 2005 turun menjadi 54,2%, dan sekarang pada tahun 2006 market share kecap ABC turun lagi menjadi 52,8%. Penurunan market share tersebut menggambarkan turunnya penjualan kecap ABC atau turunnya keputusan pembelian kecap ABC pada konsumen.

Gambaran mengenai rendahnya pembelian kecap ABC bukan hanya secara nasional, namun juga terjadi pada tingkat Kelurahan di kota Bandung. Salah satunya adalah Kelurahan Antapani yang memiliki karakteristik konsumen kecap yang beraneka ragam. Konsumen kecap di Keluarahan Antapani sangat dipengaruhi oleh informasi yang didapat melalui berbagai media.

Pada umumnya ibu-ibu rumah tangga mempunyai peran besar dalam memutuskan kecap yang akan dipilih dalam satu keluarga. Oleh karena itu, untuk mengetahui gambaran konsumen kecap yang ada di Kelurahan Antapani, peneliti melakukan survei pendahuluan yang dilakukan secara langsung melalui 30 ibu-ibu PKK di Kelurahan Antapani secara acak, sehingga diperoleh data sebagai berikut:

clip_image002

Sumber: Survei Pendahuluan terhadap 30 responden, Maret 2006

GAMBAR 1.1

KONSUMEN PEMBELI KECAP DI KELURAHAN ANTAPANI

Konsumen pembeli kecap di Kelurahan Antapani yang ditunjukkan melalui Gambar 1.1 di atas menyatakan bahwa konsumen pembeli atau pengguna kecap ABC hanya 37%, sisanya sebanyak 63% merupakan konsumen pembeli atau pengguna kecap merek lain. Hal tersebut menggambarkan bahwa penurunan penjualan kecap ABC bukan hanya secara nasional namun juga pada tingkat kelurahan di kota Bandung, khususnya Kelurahan Antapani.

Selain penurunan penjualan, dalam peringkat kinerja merek, kecap ABC juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Kinerja merek merupakan salah satu tolok ukur yang menggambarkan ekuitas merek tersebut dibanding dengan merek pesaing. Indikator dari kinerja merek dapat dilihat melalui Brand Value (BV) produk tersebut. Adapun Brand Value (BV) kecap ABC dapat dilihat pada tabel 1.4 berikut:

TABEL 1.4

PERINGKAT KINERJA MEREK

KECAP ABC

Tahun

Brand Value

2003

370,9

2004

428,6

2005

216,6

Sumber : Majalah SWA 15/XXI/21 Juli – 3 Agustus 2005

Merek memiliki arti yang sangat penting bagi perusahaan. Merek terkenal dipercaya dapat menghasilkan lebih banyak uang bagi perusahaannya. Merek yang kuat adalah jalan untuk mempertahankan penjualan di atas rata-rata. Brand value (BV) Kecap ABC walaupun sempat mengalami kenaikan dari tahun 2002 hingga tahun 2003 namun menurun drastis dari tahun 2003 hingga tahun 2004. Selain itu dari sisi awareness, kecap ABC menunjukan kecenderungan menurun dari tahun ke tahun. Seperti terlihat dalam Tabel 1.4 berikut ini:

TABEL 1.5

BRAND AWARENESS (top of mind/TOM Ad)

KECAP ABC

Tahun

TOM Ad

2002

69, 2 %

2003

63, 2 %

2004

62, 5 %

2005

58, 7 %

Sumber: www.swa.co.id (12 Mei 2006)

Top OF Mind Awareness adalah tingkatan tertinggi dalam piramida brand awareness yang menggambarkan sampai sejauh mana tingkat ingatan konsumen terhadap merek suatu produk. Tabel 1.5 di atas menggambarkan bahwa awareness (Top Of Mind/TOM Ad) kecap ABC terus menurun dari tahun ke tahun. Hal ini sangat berbahaya apabila kecap ABC tidak segera mengantisipasinya. Menanggapi persaingan ketat diantara produsen kecap, diduga PT Heinz ABC Indonesia selaku produsen kecap ABC, menata ulang kegiatan promosinya dalam upaya meningkatkan brand awareness dan penjualan.

Salah satu kegiatan yang dilakukan Kecap ABC dalam promosi adalah advertising. Untuk mengkomunikasikan diferensiasi produk baru dari kecap ABC dibutuhkan promosi berupa advertising di berbagai media. Karena bila kecap ABC melakukan diferensiasi produk baru namun tidak dapat mengkomunikasikan dengan baik kepada konsumen, maka produk baru tersebut akan sulit untuk dijual. Oleh karena itu dibutuhkan promosi berupa advertising untuk membantu memperkenalkan produk baru kecap ABC kepada konsumen. Usaha kecap ABC untuk meningkatkan brand awareness dan penjualan produknya melalui promosi berupa advertising dapat dilihat dalam Tabel 1.5 berikut ini:

TABEL 1.5

ANGGARAN ADVERTISING PT.HEINZ ABC INDONESIA

Periode

Anggaran

Januari-Juni 2004

Rp.40,4 Miliar

Januari-Juni 2005

Rp.13,9 Miliar

Januari-Juni 2006

Rp.20,8 Miliar

Sumber: Nielsen Media Research, 2006

Penurunan anggaran advertising kecap ABC dari Rp.40,4 Milyar pada tahun 2004 menjadi Rp.13,9 Milyar pada tahun 2005 dapat pula dijadikan sebab yang mengakibatkan turunnya brand awareness dan penjualan kecap ABC. Oleh karena itu dari data yang diberikan oleh Nielsen Media Research: selama Januari-Juni 2006, PT.Heinz ABC meningkatkan anggaran untuk advertising menjadi sekitar 20,8 Miliar. Peningkatan anggaran advertising kecap ABC untuk mengkomunikasikan produknya merupakan upaya yang dilakukan kecap ABC untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi kecap ABC khususnya dalam upaya meningkatkan brand awareness dan penjualan produk kecap ABC yang mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir.

Bertitik tolak dari uraian-uraian tersebut maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Advertising Terhadap Pembentukan Brand Awareness Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Produk Kecap ABC (Survey Pada Ibu-ibu PKK Pengguna Kecap ABC di Kelurahan Antapani Kecamatan Cicadas Kota Bandung)”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

1.2.1 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang penelitian di atas, maka penulis mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi oleh PT.Heinz ABC Indonesia adalah rendahnya keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen kecap untuk membeli kecap ABC. Ada beberapa hal yang mempengaruhi keputusan pembelian kecap ABC, salah satunya adalah brand awareness. Turunnya brand awareness kecap ABC, merupakan salah satu penyebab konsumen memutuskan untuk tidak membeli kecap ABC.

Salah satu hal yang membuat brand awareness kecap ABC menjadi turun adalah akibat kurang maksimalnya kecap ABC dalam melakukan kegiatan promosi terutama advertising. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan brand awareness dan mempengaruhi konsumen dalam memutuskan untuk membeli kecap ABC, diduga advertising adalah strategi promosi yang digunakan kecap ABC untuk mengatasi permasalahan tersebut.

1.2.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut :

  1. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap advertising kecap ABC.
  2. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap brand awareness kecap ABC.
  3. Bagaimana tanggapan konsumen terhadap keputusan pembelian kecap ABC.
  4. Seberapa besar pengaruh advertising terhadap pembentukan brand awareness kecap ABC.
  5. Seberapa besar pengaruh advertising terhadap brand awareness kecap ABC.
  6. Seberapa besar pengaruh advertising terhadap keputusan pembelian kecap ABC.

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui tanggapan konsumen terhadap advertising kecap ABC.

2. Mengetahui tanggapan konsumen terhadap brand awareness kecap ABC.

3. Mengetahui tanggapan konsumen terhadap keputusan pembelian kecap ABC.

4. Mengetahui seberapa besar pengaruh advertising terhadap pembentukan brand awareness kecap ABC.

5. Mengetahui seberapa besar pengaruh advertising terhadap brand awareness kecap ABC.

6. Mengetahui seberapa besar pengaruh advertising terhadap keputusan pembelian kecap ABC.

1.3.2 Kegunaan Penelitian

  1. Kegunaan Ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas salah satu kajian ilmu pemasaran yakni promosi, khususnya adverising yang meliputi televisi, radio, dan majalah dalam kaitannya dengan brand awareness serta dampaknya terhadap keputusan pembelian produk.

  1. Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi PT.Heinz ABC Indonesia dalam menggunakan advertising sebagai upaya untuk meningkatkan brand awareness serta keputusan pembelian konsumen dalam membeli kecap ABC.


dapatkan file lengkapnya

klik disini

 

CARA SINGKAT BELAJAR BAHASA INGGRIS segera bergabung bersama kami..!!!!